HAMPIR enam tahun lalu, tepatnya pada Rabu, 20 Maret 2019, Pahu, seekor Badak Betina, pindah ke Suaka Badak Kelian, di Kutai Barat. Saat itu, Pahu telah selesai menjalani masa karantinanya selama 3 (tiga) bulan di dalam boma, dan siap dilepaskan ke paddock Suaka Badak Kelian.
Paddock adalah tempat tinggal sehari-hari bagi badak. Area ini dirancang agar semirip mungkin dengan habitat aslinya, lengkap dengan tanaman, pepohonan rindang, hingga kubangan untuk badak berkubang.
Area paddock mencapai 20 hektar yang dibagi menjadi dua kompartmen dengan masing-masing 10 hektar.
Aspek keamanan juga menjadi prioritas, paddock dilengkapi dengan pagar bertegangan listrik rendah untuk memastikan badak tetap berada di dalam area dengan aman.
Pemindahan Badak Pahu ke Suaka Badak Kelian merupakan langkah awal yang penting untuk upaya penyelamatan badak yang kondisi populasinya di alam sudah tidak viable lagi. Ancaman perburuan dan fragmentasi habitat menjadi salah satu faktor menurunnya populasi badak di alam di Kaltim.
Pahu sendiri mempunyai panjang badan 200 cm dan tinggi 107 cm, relatif lebih kecil jika dibandingkan badak yang ada di Sumatera. Berdasarkan struktur giginya, umur Pahu diperkirakan sekitar 30 tahun. Berat badan Pahu saat pertama masuk karantina adalah 320 kg, dan terus meningkat sejalan dengan tercukupinya nutrisi melalui asupan pakan yang yang diberikan tiap harinya. Saat ini berat badan Pahu sudah mencapai 366 kg, cukup ideal jika dibandingkan dengan ukurannya.
Badak Pahu adalah pemakan dedaunan, mulai dari daun-daunan, buah-buahan, hingga liana. Ada 140 jenis spesies tanaman pakan yang bisa disantap Badak Pahu. Pakan ini, disediakan tim pakan Suaka Badak Kelian dan juga Pahu cari sendiri saat jalan-jalan di sekitar paddock.
Upaya pengembangbiakan badak di Kalimantan saat ini mengalami hambatan. Pasalnya, badak yang ditemukan keduanya berjenis kelamin betina. Di sisi lain, Badak Pahu sudah pernah menjalani prosedur “bayi tabung” pada Oktober 2023. Jadi sel telur (oocyte) pahu diambil dan dibawa ke Laboratorium IPB University, di Bogor, Jawa Barat. Jika proses pembuatan embrio badak Pahu ini dapat berjalan dengan baik dan lancar, embrio tersebut akan dititipkan ke rahim salah satu badak betina yang berada di Sumatera sebagai induk titip atau induk pengganti (surrogate mother). Namun, sayangnya gagal.
Meski begitu, harapan agar Badak Pahu panjang umur dan suatu saat bisa memiliki anak cucu juga diusahakan. Update Badak Pahu pun kini bisa langsung dimonitor di akun instagram BKSDA Kaltim. (Sirana.id)















