Presiden telah berganti menjadi Prabowo Subianto. Dari berbagai bahasan yang dia sampaikan dalam pidatonya pada pelantikan Minggu (20/10), Prabowo tak menyinggung pemindahan ibu kota negara (IKN) Nusantara. Padahal dia membahas banyak hal soal ketahanan pangan, energi, kemiskinan, dan sebagainya.
Namun, Menteri Kehutanan yang juga Penjabat Wakil Kepala Otorita IKN, Raja Juli Antoni, masih meyakini keseriusan Prabowo soal pemindahan IKN.
“Pak Prabowo memiliki komitmen yang kuat untuk pembangunan IKN. Beliau sudah berkali-kali menyampaikan akan meneruskan, bahkan akan menuntaskan,” ujarnya saat dijumpai awak media jelang pelantikannya hari ini (21/10/2024).
Soal posisinya di Otorita IKN setelah pemerintahan baru ini, politisi Partai Solidaritas Indonesia itu, menunggu pengumuman presiden yang baru.
Warisan Masalah Agraria dan Masyarakat Adat
Joko Widodo mengumumkan rencana pemindahan ibu kota ke Sepaku, Penajam Paser Utara pada 2019. Namun, sejumlah permasalahan ternyata muncul. Utamanya adalah isu lingkungan dan konflik agraria.
Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid mengatakan dalam rilisnya, Masyarakat adat dan komunitas lokal selama pemerintahan Jokowi terus menghadapi represi.
“Di Kalimantan Timur, pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang sedang berlangsung mengancam hak-hak masyarakat adat Dayak Paser, yang lahannya berada di dalam dan sekitar zona pembangunan yang direncanakan,” jelasnya dalam rilis.
Dalam banyak kasus, proyek-proyek semacam itu juga menyebabkan degradasi lingkungan, karena hutan dibabat, ekosistem terganggu, dan komunitas lokal harus menanggung dampak ekologis yang ditimbulkan.
“Presiden dan pemerintah yang baru harus memprioritaskan pembangunan berkelanjutan yang menghormati hak-hak tanah masyarakat adat dan akses ke keadilan serta upaya pemulihan yang efektif, dan memastikan bahwa komunitas yang terkena dampak memiliki peran yang berarti dalam pengambilan keputusan yang memengaruhi mata pencaharian dan keseharian mereka,” jelasnya.
Beberapa kasus di IKN telah terekam di pemberitaan media. Protes pun disuarakan. Dari soal tanah yang diserobot, air yang susah, dan masalah sosial lainnya. Walaupun, tak dimungkiri IKN memberi sebagian masyarakat asa baru. Setidaknya, Sepaku pun kini lebih ramai. (sirana.id)















