TENGGARONG – Pemerintah Desa Loa Pari, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), terus mengoptimalkan potensi wilayahnya dengan mengembangkan kawasan wisata alam berbasis camping ground di lahan bekas tambang seluas 33 hektare. Kawasan ini memanfaatkan keindahan danau biru alami yang menjadi daya tarik utama.
Kepala Desa Loa Pari, I Ketut Sudiyatmika, mengungkapkan bahwa ide pengembangan bermula dari aktivitas anak muda yang sering berkemah di sekitar danau. “Kalau dilihat di belakang itu, danau yang biru di peta desa kami itu areanya sekitar 33 hektare. Saya melihat potensi itu karena sebelumnya ada anak-anak muda yang sering camping di sana. Dari situ muncul ide untuk mengembangkan kawasan itu jadi camping ground,” ujarnya pada Rabu (21/5/2025).
Pengembangan dilakukan bertahap, mulai dari pembukaan akses jalan hingga penyiapan lokasi berkemah. Tahun ini, Pemerintah Desa mengalokasikan Anggaran Dana Desa (ADD) untuk pengurugan ulang lahan bekas tambang yang masih dipenuhi bebatuan.
“Karena itu bekas tambang, jadi batu semua. Kami uruk lagi pakai ADD supaya rumput bisa tumbuh. Tapi kendalanya, waktu itu rumputnya nggak tumbuh karena tidak bisa dianggarkan pemeliharaan. Jadi kami rawat dengan biaya sendiri. Kadang sampai Rp150 ribu cuma untuk upah nebas rumput,” jelas Ketut.
Meski belum dibuka secara resmi, kawasan ini sudah ramai dikunjungi pelajar dan mahasiswa. Salah satunya saat 70 mahasiswa Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (UMKT) mengadakan kegiatan camping di lokasi tersebut.
“Spotnya sudah dibuka. Ramai juga anak sekolah dan mahasiswa. Tapi kami belum membuka secara umum karena izinnya masih dalam proses,” ucap Ketut.
Selain camping ground, danau dengan kedalaman hingga 80 meter berpotensi dikembangkan sebagai wisata air. Rencana jangka panjang meliputi pembuatan jalur off road, wahana air, dan fasilitas pendukung. Saat ini, beberapa fasilitas dasar seperti WC, gudang tenda, dan akses jalan telah dibangun.
“Kita targetkan bisa launching tahun 2026. Sekarang kita upayakan penerangan. Sudah ada WC, gudang tenda, tinggal listrik. Kami sedang ajukan permohonan LPJU ke provinsi, semoga bisa disetujui,” jelas Ketut.
Ia menekankan pentingnya legalitas sebelum pembukaan resmi, termasuk penyiapan SK Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis). “Saya sedang siapkan SK Pokdarwis untuk dikirim ke kabupaten. Tapi harus ada jalannya dulu, wisatanya sudah jalan,” ujarnya.
Ketut berharap mendapat dukungan pemerintah daerah dan instansi terkait agar kawasan ini menjadi destinasi wisata unggulan di Tenggarong Seberang. “Kami berupaya terus, tinggal kita diskusikan dan kuatkan lagi perizinannya,” pungkasnya. (Adv/DPMD Kukar)















