SAMARINDA – Dalam debat pertama Pemilihan Gubernur (pilgub) Kalimantan Timur 2024, salah satu isu yang menjadi bahan debat cukup sengit adalah stunting. Saat itu Cawagub paslon 02 Seno Aji menanyakan soal angka stunting di Kaltim yang di atas rata-rata nasional.
Cawagub 01 Hadi Mulyadi pun menjawab pertanyaan itu. Hadi Mulyadi adalah petahana yang sebelumnya juga menjabat sebagai Wakil Gubernur Kaltim 2018-2023. Dia lalu memaparkan data prevalensi stunting di Kaltim yang mengalami penurunan dan di bawah rerata nasional.
“Saya sebagai anggota satgas stunting memang 2022 tinggi, karena itu baru berakhirnya Covid sehingga kita agak sulit melakukan penanganan. Tapi, angkanya terus menurun dan sekarang posisinya di bawah angka stunting nasional,” papar Hadi.
Namun, hal ini disanggah Seno Aji yang mengatakan bahwa dia menanyakan soal data kasus stunting. Bukan prevalensi.
“Jadi, kita ingin menanyakan kasus kita masih tinggi. Masih di atas rata-rata nasional,” kata Seno Aji.
Di Kaltim sendiri, prevalensi stunting berdasarkan data Prevalensi stunting Provinsi Kalimantan Timur dalam survei kesehatan Indonesia (SKI) mengalami penurunan dari Tahun 2022 (SSGI) yaitu 23,9 persen menjadi 22,9 persen Tahun 2023 ). Persentase ini masih lebih tinggi dibandingkan prevalensi stunting Indonesia, yaitu 21,5 persen pada tahun 2023.
Namun, menurut Sekda Kaltim Sri Wahyuni pada Agustus 2024, jika dari data e-PPGBM (Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat) Kaltim berhasil menekan angka stunting hingga 18,3 persen per Desember 2023 dan 14,5 persen per Juni 2024.
Sedangkan, dari data Ditjen Bangda Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) untuk data kasus stunting 2024 ditemukan pengerdilan 13.151 pendek dan 4.482 sangat pendek dari total 196.073 balita di Kalimantan Timur. Sehingga persentasenya 9,0 persen di atas rata-rata nasional yang hanya 6,1 persen. Namun, untuk Kaltim angka itu turun dibandingkan persentase kasus pada 2023 yang mencapai 10,2 persen. Atau 2022 yang mencapai 13,5 persen.
Dalam konteks stunting, jika data kasus adalah data soal kasus stunting yang terdiagnosis dan terjadi. Maka, data prevalensi adalah proporsi dari populasi yang memiliki stunting tertentu dalam jangka waktu tertentu. Prevalensi umumnya ditentukan dengan cara memilih sampel secara acak (kelompok kecil) dari seluruh populasi, dengan tujuan sampel yang dipilih dapat mewakili populasi. (sirana.id)















