SAMARINDA – Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Kabupaten Kutai Kartanegara, Ahyani Fadianur Diani, menyambut positif proyeksi pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur (Kaltim) yang diperkirakan mencapai 6,3 persen pada akhir 2024. Dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kaltim, ia menilai acara tersebut menjadi momentum penting untuk memperkuat sinergi antara BI, pemerintah daerah, dan dunia usaha.
“Kami sangat mengapresiasi kegiatan ini yang menghadirkan banyak pihak, mulai dari pejabat pemerintah hingga pelaku usaha. Semoga forum ini terus menjadi ajang silaturahmi dan kolaborasi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif,” ujar Ahyani.
Deputi BI Kaltim, Bayuadi Hardiyanto, dalam kesempatan yang sama mengungkapkan optimismenya terhadap perekonomian Kaltim. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi hingga 6,30 persen pada 2024 ditopang oleh keberadaan proyek strategis Ibu Kota Nusantara (IKN) yang diyakini mampu menggerakkan roda ekonomi jangka panjang.
Ia menjelaskan bahwa stabilisasi harga, pengendalian nilai tukar, serta digitalisasi ekonomi yang semakin masif turut menjadi faktor pendukung utama. “Transformasi ekonomi berbasis digital dapat mempercepat transaksi, menurunkan biaya ekonomi, dan meningkatkan inklusi keuangan,” ujarnya.
BI juga terus mendorong digitalisasi sistem pembayaran melalui inovasi seperti QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) dan pengembangan uang elektronik. Langkah ini dilakukan melalui kerja sama dengan lembaga keuangan, sektor swasta, dan pemerintah.
Selain itu, BI berperan menjaga stabilitas sistem keuangan bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Kolaborasi ini bertujuan mengidentifikasi risiko lebih dini untuk mengantisipasi potensi gangguan pada sistem keuangan.
“Dengan sinergi ini, kami optimistis dapat menjaga pertumbuhan ekonomi Kaltim yang berkelanjutan,” tambah Bayuadi. (Advertorial/Diskominfo Kukar)