Pemerintah Desa Loa Lepu, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), terus memperkuat komitmennya dalam meningkatkan layanan kesehatan masyarakat melalui pengembangan sistem posyandu terpadu. Kebijakan inovatif yang menyatukan berbagai jenis posyandu menjadi satu kesatuan ternyata berhasil meningkatkan partisipasi warga secara signifikan.
Kepala Desa Loa Lepu, Sumali, mengungkapkan bahwa penggabungan posyandu yang sebelumnya terpisah – seperti posyandu lansia dan balita – menjadi satu layanan terpadu telah mendapatkan respons yang sangat positif dari masyarakat. Menurutnya, antusiasme warga, khususnya di wilayah Loa Lepu, meningkat luar biasa setelah penerapan sistem terpadu ini.
Keberhasilan peningkatan partisipasi warga tidak lepas dari penyediaan sarana dan prasarana yang semakin lengkap. Sumali menjelaskan bahwa sebelumnya kegiatan posyandu masih menumpang di Pondok Bersalin Desa (Polindes), namun kini telah memiliki bangunan khusus yang disiapkan secara mandiri. Kelengkapan fasilitas ini membuat layanan kesehatan dapat berjalan lebih efisien dan optimal.
Untuk memaksimalkan kehadiran warga, pemerintah desa melakukan terobosan dengan menggabungkan jadwal layanan. Posyandu balita digabungkan dengan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) untuk kelompok remaja dan dewasa muda di bawah usia 45 tahun. Strategi ini dinilai cukup efektif karena memungkinkan ibu yang membawa anaknya untuk posyandu dapat sekaligus mengakses layanan kesehatan di posbindu.
Tidak hanya fokus pada pelayanan umum, pemerintah desa juga serius menangani masalah stunting. Sumali mengungkapkan bahwa sempat ditemukan tiga anak yang terindikasi mengalami stunting di desanya. Setelah ditelusuri, faktor utamanya berasal dari kondisi postur tubuh orang tua yang memang kecil. Meskipun demikian, pemerintah desa tetap melakukan intervensi secara intensif.
Intervensi dilakukan melalui peran aktif ibu-ibu PKK yang memantau dan membantu pemenuhan gizi bagi anak-anak berisiko. Pendekatan pendampingan ini terbukti efektif, dimana ketiga anak yang sebelumnya terindikasi stunting berhasil keluar dari kategori tersebut. Sumali menekankan bahwa kolaborasi antara pemerintah desa, kader posyandu, dan PKK menjadi kunci keberhasilan dalam peningkatan layanan kesehatan masyarakat.
Sumali juga menyampaikan apresiasi atas bantuan bangunan posyandu dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kukar. Bantuan infrastruktur ini dinilai sangat mendukung peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di tingkat desa. Dengan fasilitas yang memadai, posyandu diharapkan dapat menjadi pusat pelayanan dan edukasi kesehatan yang benar-benar dirasakan manfaatnya oleh seluruh warga Desa Loa Lepu. (Adv/DPMD Kukar)