TENGGARONG – Dinas Pariwisata (Dispar Kukar) akan kembali menyelenggarakan program peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) di sektor ekonomi kreatif, khususnya pada subsektor kriya. Salah satu kegiatan yang saat ini tengah direncanakan adalah Workshop Batik yang akan difokuskan pada para pembatik yang telah memiliki keterampilan dasar (assisting) namun belum tersertifikasi secara formal. Kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan antara bulan Juni atau Juli 2025, dengan kuota peserta sebanyak 30 orang.
Kepala Bidang Pengembangan SDM Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Antoni Kusbiantoro, menjelaskan workshop batik kali ini tidak menyasar pemula, melainkan individu dan komunitas yang telah memiliki pengalaman membatik secara mandiri.
“Kita tidak menyasar pelaku baru, melainkan para pembatik yang sudah memiliki keterampilan dasar. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kapasitas teknis mereka dan membuka jalan menuju sertifikasi keterampilan nasional,” ujarnya.
Workshop ini menjadi bagian dari strategi Dispar Kukar dalam membina pelaku ekonomi kreatif agar dapat bersaing secara profesional di pasar yang lebih luas. Para peserta akan dibekali dengan teknik lanjutan membatik, eksplorasi motif khas daerah, penggunaan pewarna alami, serta pemahaman dasar tentang manajemen produksi dan pemasaran produk kriya.
Lebih dari itu, kegiatan ini juga diarahkan untuk menjadi tahapan persiapan menuju sertifikasi keterampilan kriya, yang akan memberikan pengakuan formal atas kompetensi para pembatik. Sertifikasi tersebut nantinya dapat menjadi modal penting dalam pengembangan usaha, peningkatan daya jual, serta akses ke berbagai peluang pembiayaan dan pameran.
“Dengan adanya sertifikasi, para pembatik kita tidak hanya diakui secara lokal, tetapi juga punya daya saing lebih tinggi di tingkat nasional. Kami ingin mereka naik kelas, bukan sekadar sebagai pelaku kriya biasa, tapi sebagai profesional,” tambahnya.
Pelaksanaan workshop akan melibatkan instruktur dan penguji kompetensi dari lembaga terpercaya serta institusi pendidikan vokasi. Dispar Kukar juga menekankan bahwa kegiatan ini bersifat inklusif, dengan memberikan ruang yang setara bagi komunitas difabel untuk berkembang bersama pelaku usaha lainnya.
“Komunitas difabel di Kukar memiliki potensi besar, terutama dalam produksi batik. Sudah ada karya yang dihasilkan secara mandiri, dan ini perlu terus didukung agar mereka bisa mendapatkan tempat yang layak di ekosistem ekonomi kreatif kita,” ungkapnya.
Melalui program ini, Dispar Kukar menargetkan terciptanya ekosistem kriya yang berdaya saing, berkelanjutan, dan mampu mengangkat potensi lokal sebagai kekuatan ekonomi. Workshop batik merupakan bagian dari serangkaian pelatihan dan pendampingan yang telah dirancang sepanjang tahun 2025, sejalan dengan visi besar pembangunan sektor non-migas berbasis kearifan lokal.
“Kami optimistis, melalui pembinaan yang tepat sasaran dan berbasis kompetensi, para pelaku ekonomi kreatif Kukar akan menjadi garda depan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah,” pungkasnya. (Adv/Dinas Pariwisata Kukar)














