TENGGARONG – Pemerintah Desa Muara Muntai Ilir di Kecamatan Muara Muntai, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) berhasil menurunkan angka balita berisiko stunting secara signifikan melalui berbagai program intervensi terpadu. Dari sebelumnya 33 balita pada tahun lalu, jumlahnya berhasil diturunkan menjadi 15 balita pada tahun 2025.
Kepala Desa Muara Muntai Ilir, Arifadin Nur, mengungkapkan bahwa keberhasilan ini merupakan hasil dari forum rembuk stunting tahunan yang melibatkan berbagai pihak terkait. “Tahun lalu kami mencatat ada 33 balita yang berisiko stunting. Alhamdulillah, setelah dilakukan berbagai intervensi, tahun ini jumlahnya turun menjadi 15 balita,” ungkap Arifadin, Sabtu (26/7/2025).
Berbagai upaya telah dilakukan untuk mencapai hasil ini, termasuk melengkapi sarana dan prasarana Posyandu dengan alat timbang dan pengukur tinggi badan yang akurat. “Masalah alat ukur ini penting sekali. Kalau tidak lengkap atau tidak berfungsi baik, itu bisa mempengaruhi akurasi data yang dikumpulkan,” jelas Arifadin.
Selain perbaikan sarana fisik, desa juga melakukan evaluasi bulanan terhadap kinerja Posyandu dan meningkatkan keterlibatan masyarakat. Bahkan, untuk memastikan kehadiran balita di Posyandu, para ketua RT dilibatkan dalam proses penjemputan langsung ke rumah warga. “Kader Posyandu, Puskesmas, ibu-ibu RT, semua sudah punya komitmen. Kalau ada ibu-ibu yang agak enggan membawa anaknya ke Posyandu, nanti akan dijemput langsung,” tutur Arifadin.
Target penurunan angka stunting terus ditingkatkan melalui program-program yang lebih terarah dan terpadu. Dengan sinergi semua pihak, Desa Muara Muntai Ilir optimis dapat terus menekan angka stunting di wilayahnya. (Adv/DPMD Kukar)














