Sebulu,Kutai Kartanegara – Sebuah kecamatan di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur ini ternyata menyimpan potensi wisata alam yang luar biasa. Di balik perbukitan dan rimbun hutan yang mulai tergerus aktivitas industri, tersembunyi aliran sungai jernih dan air terjun alami yang menawarkan ketenangan sekaligus tantangan bagi para pencinta petualangan.
Beberapa desa di Sebulu, seperti Sanggulan, Selerong, dan Sebulu Ulu, memiliki sejumlah air terjun yang masih jarang dikunjungi. Warga setempat menyebutnya dengan nama-nama sederhana seperti Air Terjun Kilo 5, Kilo 7, dan Air Terjun Sampai. Dinamai berdasarkan jarak dari desa atau jalan utama, air terjun ini belum memiliki nama resmi dari pemerintah, tetapi keindahannya tak kalah dari destinasi alam yang lebih dulu populer.
Air Terjun Kilo 7 misalnya, memiliki tinggi sekitar 15 meter dengan tebing batu yang tampak kokoh mengapit aliran air. Perjalanan menuju lokasi ini cukup menantang karena harus menyusuri jalan tanah dan berjalan kaki melewati sungai kecil. Namun bagi sebagian orang, itu justru menjadi daya tarik tersendiri—sebuah pengalaman menjelajahi alam liar yang masih utuh.
“Kalau ke sini rasanya kayak kembali ke alam betul. Udara segar, suara air deras, dan belum terlalu ramai. Saya sudah dua kali ke Kilo 7, dan selalu bawa teman baru,” kata Windi, seorang mahasiswa yang datang dari Tenggarong.
Sementara itu, di Desa Selerong, warga tengah mengembangkan potensi air terjun di wilayah RT 9. Mereka menyebutnya Air Terjun Kayangan. Letaknya masih tersembunyi di tengah vegetasi lebat, dan saat ini akses jalan serta fasilitas dasar sedang dirintis oleh pemerintah desa. Ada semangat besar dari warga untuk menjadikan air terjun ini sebagai salah satu daya tarik lokal, sambil tetap menjaga kelestariannya.
Di Desa Sebulu Ulu, ada Air Terjun Batu Mulia yang hanya berjarak sekitar 500 meter dari jalan raya. Meski belum dilengkapi fasilitas wisata seperti toilet umum atau tempat beristirahat, keindahan kawasan ini mulai dikenal dari unggahan media sosial anak-anak muda setempat. Aliran air yang sejuk, udara bersih, dan suasana hening jadi nilai utama yang ditawarkan.
Potensi ini perlahan mulai dilirik oleh pemerintah kecamatan. Dalam beberapa forum, sudah ada pembicaraan soal pengelolaan wisata berbasis masyarakat dan pelatihan pemandu lokal. Namun, sebagian besar air terjun ini masih belum tersentuh promosi resmi. Jalannya belum bagus, petunjuk arah belum tersedia, dan fasilitas masih sangat minim. Di sisi lain, itulah yang membuat Sebulu begitu istimewa—ia belum tersentuh polesan pariwisata massal.
Wisata Sebulu bukan untuk pelancong yang hanya mencari swafoto instan. Ia lebih cocok untuk mereka yang mencari perjalanan penuh kejutan: melintasi jalan setapak, menyusuri sungai, dan menyatu dengan alam. (advertorial/Dinas Pariwisata Kukar)