Tenggarong – Pemkab Kukar terus berusaha menurunkan angka stunting di wilayahnya. Kukar pun sudah mendapat hasil penurunan signifikan dari tahun sebelumnya. Kini, upaya masih terus digenjot dengan beragam terobosan.
Sekda Kukar Sunggono mengatakan kebijakan penanganan stunting Kukar mengikuti kebijakan nasional. Salah satunya adalah pengukuran serentak pada balita pada Juni 2024 lalu. Di Kukar sudah 98,9 persen terukur.
“Semua Kecamatan terukur penuh kecuali di Kecamatan Muara Kaman yang sulit mencapai 100 persen, karena banyak warga yang sulit ditemui akibat tinggal di wilayah perkebunan. Untuk itu, para Kader kedepannya agar berkoordinasi dengan klinik perkebunan,” jelasnya pada Selasa (5/11/2024).
Setelah dilakukan pengukuran, kata Sunggono ternyata ada empat kelompok balita. Salah satunya Kelompok balita perlu intervensi (perlakuan khusus) atau yang berpotensi menambah angka stunting di Kukar.
“Maka Pemkab Kukar juga memberikan perlakuan dengan memberikan makanan bergizi tambahan sejak beberapa bulan lalu, dan diberikan konsultasi dokter spesialis anak,” ujarnya.
Lebih lanjut, yang paling menjadi tantangan di Kukar dalam menangani stunting itu mengatasi penyebabnya. Misalnya infeksi berulang karena kurang gizi, penyebabnya flu atau terpapar asap rokok. “Jadi Penyebab stunting itu salah satunya asap rokok,” ujarnya.
Dalam menangani stunting, Tim Percepatan Penanggulangan Stunting (TP2S) Kukar memiliki inovasi, yakni pada 2021 ada RagaPantas. Dengan tujuan memastikan anak cukup gizi , memastikan pola asuh yang baik, bahkan ada kegiatan pendampingan sebelum menjadi ibu. Juga ada audit kasus stunting.
“Untuk itu saya harap hal yang sudah saya sampaikan terlaksana dengan baik,” demikian ujarnya. (advertorial/Diskominfo kukar)