Menuju Muara Kaman, butuh waktu sekitar tiga jam dari Tenggarong. Namun, menuju ke Muara Kaman baiknya tidak sehari saja. Pengunjungi harus menikmati Muara Kaman dengan wisata sejarah dan alamnya. Di Muara Kaman Ulu juga ada penginapan sederhana yang dikelola warga.
Ketika pertama datang ke Muara Kaman, pengunjung bisa belajar soal sejarah kerajaan Kutai Kuno yang ada di Desa Muara Kaman Ulu. Di Lesong Batu, pengunjung bisa melihat langsung yupa asli peninggalan Kerajaan yang dipimpin Raja Mulawarman.
Pengunjung bisa mengajak warga setempat bercerita, membahas legenda yang ada di Muara Kaman dan sisa-sisa kerajaan Kutai Kuno yang masih melekat dan mereka rasakan.
“Tahun 95, 96, 97an banyak harta karun keramik ditemukan warga dan dijual. Ada patung-patung juga,” kenang Arsil, salah satu tokoh masyarakat Muara Kaman Ulu.
Jika puas menikmati sejarah, pengunjung juga bisa menikmati ikan-ikan sungai segar di beberapa depot makan yang ada di desa ini. Makannya, bisa langsung di tepi sungai. Jika sore, silakan berkunjung ke Monumen Muso Bin Salim. Muso bin Salim adalah salah satu pejuang dari tanah Kutai yang turut melawan Belanda.
Di sekitar monumen Muso bin Salim, jika akhir pekan juga ada pasar dan pusat keramaian. Bagi penghobi mancing, joran juga bisa dilempar di tepi sungai yang mengelilingi Muara Kaman Ulu. Aneka ikan sungai khas perairan mahakam dan anak sungai mahakam bisa didapatkan. (advertorial/diskominfo Kukar)