TENGGARONG – Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) tak hanya dikenal dengan potensi wisata alam dan budayanya, tetapi juga mulai memperkuat fondasi ekonomi kreatif melalui peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM). Tahun ini, Dinas Pariwisata (Dispar) Kukar kembali melanjutkan komitmennya dengan menyelenggarakan sertifikasi profesi di bidang videografi.
Program ini menjadi kelanjutan dari workshop berbasis kompetensi yang telah dilakukan sebelumnya dan bertujuan untuk memberikan pengakuan resmi terhadap keterampilan para pelaku kreatif lokal.
Kabid Pengembangan SDM Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dispar Kukar, Antoni Kusbiantoro, menjelaskan bahwa pelatihan sebelumnya mencakup teori dan praktik pembuatan video, terutama yang berkaitan dengan promosi produk UMKM.
“Tahun ini kami lanjutkan ke tahap sertifikasi agar keterampilan peserta mendapat pengakuan resmi,” ujarnya.
Langkah ini menjadi bukti nyata bahwa Dispar Kukar tidak hanya fokus pada pembangunan fisik destinasi, tetapi juga pada penguatan aspek manusia yang menggerakkan industri kreatif. Sertifikasi ini diberikan oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), lembaga resmi negara yang menjamin kualitas dan legalitas tenaga kerja profesional.
Selain videografi, Dispar Kukar juga menyelenggarakan berbagai workshop di sektor potensial lainnya, seperti fotografi, animasi, seni kriya, hingga kuliner. Seluruh bidang ini dinilai memiliki keterkaitan erat dengan identitas budaya Kukar dan potensi pariwisata berkelanjutan.
Pelatihan ini menyasar peserta yang telah memiliki pengalaman dasar, dengan kuota maksimal 30 orang per sesi. Lokasinya fleksibel, menyesuaikan kebutuhan tiap kecamatan atau digelar di ibu kota kabupaten, Tenggarong. Selama pelatihan, peserta mendapatkan uang saku, akomodasi, serta sertifikat pelatihan. Sertifikat kompetensi dari BNSP biasanya diterbitkan dalam kurun waktu satu hingga dua bulan setelah uji kompetensi.
Namun, karena efisiensi anggaran, jumlah pelatihan tahun ini mengalami pemangkasan cukup besar. Dari enam sesi pada tahun sebelumnya, hanya tiga sesi yang dapat direalisasikan tahun ini. Menyikapi keterbatasan itu, Dispar Kukar menyiapkan strategi pelatihan daring.
“Sebagai bagian dari ekonomi kreatif, metode pelatihan juga harus inovatif,” tegasnya.
Antoni menekankan bahwa kehadiran Ibu Kota Nusantara (IKN) di dekat Kukar harus dijadikan momentum strategis untuk menyiapkan SDM lokal yang mampu bersaing.
“Dengan sertifikasi, mereka tidak hanya memiliki keterampilan, tetapi juga legalitas yang diakui negara,” tutupnya.
Dengan inisiatif ini, Kukar berharap para pelaku ekonomi kreatif lokal tidak hanya menjadi pelengkap, tetapi pemain utama di tengah dinamika ekonomi baru Kalimantan Timur. (Advertorial/Dinas Pariwisata Kukar)















