Desa Margahayu di Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), menempatkan sektor perkebunan dan pertanian sebagai tulang punggung perekonomian masyarakat. Dengan jumlah penduduk sekitar 4.000 jiwa dan 1.200 kepala keluarga, sekitar 35 persen masyarakat bergantung pada sektor perkebunan, terutama karet dan sawit, sementara sisanya aktif di sektor pertanian, khususnya pesawahan.
Kepala Desa Margahayu, Rusdi, mengungkapkan bahwa bantuan bibit karet yang diterima masyarakat sekitar sepuluh tahun lalu kini telah memberikan dampak ekonomi yang signifikan. Kebun-kebun karet tersebut telah menghasilkan dan menjadi sumber pendapatan yang stabil bagi warga. Sementara itu, pengembangan kebun sawit masih dalam tahap awal, dengan cakupan sekitar 10 persen dari total kebun masyarakat. Minat generasi muda terhadap sawit semakin meningkat, didorong oleh potensi ekonomi yang besar dan kedekatan desa dengan pabrik PT Niaga Emas, yang juga menjadi mitra binaan.
Sebagai upaya inovatif, Pemerintah Desa Margahayu memanfaatkan dana desa untuk mendukung ketahanan pangan, salah satunya melalui penyertaan modal ke BUMDes Mandiri Sejahtera. Rusdi menjelaskan bahwa BUMDes sedang menjajaki kerja sama dengan pabrik di Palaran agar hasil karet olahan dapat langsung ditampung tanpa harus melalui Samarinda, sehingga mengurangi biaya operasional dan meningkatkan pendapatan petani.
Di Desa Margahayu, terdapat 20 kelompok tani yang telah memiliki legalitas resmi. Sebagian besar kelompok tani ini mulai beralih ke kebun sawit seiring dengan berkurangnya luas sawah. Namun, tantangan utama yang dihadapi adalah masalah pemasaran, khususnya untuk komoditas karet. Petani seringkali harus menjual hasilnya ke pasar yang jauh dengan harga yang cenderung stagnan dalam beberapa tahun terakhir, sehingga biaya operasional menjadi tinggi.
Untuk mengatasi hal ini, BUMDes diharapkan dapat berperan sebagai mitra strategis petani dengan menjadi pengendali transaksi hasil panen. BUMDes akan membeli langsung dari petani dan menjualnya ke pabrik, sehingga petani tidak terbebani oleh biaya transportasi dan dapat lebih fokus pada peningkatan produktivitas. Rusdi juga berharap adanya dukungan berkelanjutan dari pemerintah dan stakeholder melalui pendampingan dan pelatihan, agar hasil perkebunan dapat memiliki nilai tambah yang lebih tinggi dan tidak hanya dijual dalam bentuk mentah.
Dengan langkah-langkah ini, Desa Margahayu bertekad untuk memperkuat sektor perkebunan dan pertanian sebagai penggerak ekonomi desa, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peran aktif BUMDes dan kolaborasi dengan berbagai pihak. (Adv/DPMD Kukar)















