Pemerintah Desa Margahayu, Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), mengungkapkan bahwa layanan kesehatan dasar di desanya masih menghadapi kendala serius, terutama terkait ketersediaan tenaga medis. Meskipun desa telah memberikan insentif kepada dua bidan dan satu perawat melalui alokasi dana desa, masalah ketidakhadiran tenaga kesehatan yang digaji oleh Dinas Kesehatan tetap menjadi tantangan utama.
Kepala Desa Margahayu, Rusdi, menjelaskan bahwa Puskesmas Pembantu (Pusban) di desanya saat ini dalam kondisi kosong. Padahal, fasilitas ini seharusnya menjadi tulang punggung layanan kesehatan dasar bagi masyarakat. “Sejak bidannya pindah tugas, sudah satu tahun ini perawatnya juga tidak aktif. Akibatnya, kami hanya mengandalkan bidan desa yang diangkat berdasarkan SK Kepala Desa,” ujarnya.
Keberadaan tenaga medis yang memadai sangat krusial mengingat jumlah penduduk Desa Margahayu yang mencapai sekitar 4.000 jiwa. Rusdi menekankan pentingnya program ‘Satu Desa, Satu Dokter’ untuk memenuhi kebutuhan layanan kesehatan masyarakat. “Program ini sangat membantu, mengingat pelayanan dasar di bidang kesehatan adalah hal yang sangat penting dan dibutuhkan,” tambahnya.
Di sisi fasilitas, sebagian besar alat kesehatan telah berhasil dipenuhi melalui dana desa yang dikelola oleh tim bidan. Namun, untuk pengadaan obat-obatan, desa masih mengandalkan bantuan dari program Prisma Sehat. Rusdi berharap adanya dukungan lebih lanjut dari pemerintah daerah dan dinas terkait untuk mengatasi kekurangan tenaga medis dan memastikan layanan kesehatan dapat berjalan optimal bagi seluruh warga Desa Margahayu. (Adv/DPMD Kukar)















