TENGGARONG SEBERANG – Sebagai salah satu wilayah penyangga pangan di Kutai Kartanegara, Kecamatan Tenggarong Seberang masih potensial menjadi lumbung pangan. Namun, kecamatan ini menghadapi tantangan serius dalam sektor pertaniannya. Perubahan iklim, alih fungsi lahan, dan keterbatasan infrastruktur menjadi beberapa kendalanya.
Camat Tenggarong Seberang, Tego Yuwono, mengungkapkan salah satu upaya pemerintah adalah mengidentifikasi lahan-lahan potensial juga mengatasi permasalahan yang membelenggu para petani. Misalnya masalah hama, regenerasi, dan sebagainya.
Memang menjadi tantangan terbesar untuk menarik minat generasi muda untuk terjun ke sektor pertanian. Mayoritas petani di Tenggarong Seberang saat ini berusia di atas 50 tahun. Maka dari itu, pekerjaan rumahnya saat ini adalah bagaimana menarik minat anak muda.
“Masalah hama tikus juga jadi tantangan untuk petani. Seperti petani jagung,” jelasnya.
Selain itu, tantangan lain juga menjadi masalah ada perubahan iklim yang memengaruhi pola tanam dan hasil panen. Sebab, musim yang tidak menentu membuat petani sulit memprediksi waktu tanam dan panen.
Keterbatasan infrastruktur seperti irigasi masih menjadi kendala utama. Banyak petani mengeluhkan minimnya akses air untuk pertanian di beberapa desa.
Sementara itu, para petani berharap pemerintah tidak hanya fokus pada infrastruktur, tetapi juga memberikan kemudahan akses terhadap teknologi dan pasar.
“Kami butuh bantuan untuk alat modern, pupuk, dan harga stabil agar hasil panen bisa terjual dengan harga yang layak,” ujar Sunarto, petani dari Tenggarong Seberang.
Kecamatan Tenggarong Seberang memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu sentra pertanian unggulan di Kalimantan Timur. Namun, hal ini hanya akan tercapai jika semua pihak mampu bersinergi dan memberikan perhatian lebih pada sektor yang menjadi tumpuan hidup sebagian besar masyarakat di wilayah ini. (Advertorial/Diskominfo Kukar)