Membentang 902 kilometer, Sungai Mahakam telah menjadi sumber kehidupan Kalimantan Timur ribuan tahun lamanya. Baik kehidupan untuk tumbuhan, manusia, hingga satwa di dalamnya. Namun eksploitasi sumber daya alam hingga pencemaran lingkungan, telah menjadi sumber nestapa sungai ini. Kehidupan di sekitarnya pun turut terancam.
Data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) 2024 menunjukkan total timbulan sampah tahunan di Kaltim mencapai 835 ribu ton, dengan 18,39 persen diantaranya merupakan sampah plastik. Dari total 835 ribu ton itu, produksi sampah nomor wahid ada di kota yang dilewati Sungai Mahakam, yaitu Samarinda dengan 220,209 ribu ton. Wilayah lain yang dilewati Sungai Mahakam, timbulan sampahnya juga tak kalah besar. Seperti Kutai Kartanegara dengan 135,2 ribu ton. Lalu, Kutai barat 26,3 ribu ton dan Mahakam Ulu 6,7 ribu ton. Maka, hampir setengah produksi sampah di Kaltim dihasilkan wilayah di sekitar Sungai Mahakam dengan total 388,409 ribu ton dari total 835 ribu ton.
Timbulan sampah tentu berdampak pada sungai ini. Pada 2022, Pendiri ECOTON (Ecological Observation and Wetland Conservations), yang juga Peneliti Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN) Prigi Arisandi menjelaskan Sungai Mahakam telah tercemar mikroplastik. Bahkan penelitian tahun 2019 oleh Mahasiswa Universitas Mulawarman menemukan bahwa ikan Baung dan Ikan Gabus di dalam lambungnya ditemukan mikroplastik rata-rata 9 partikel Mikroplastik per ekor.
“Mikroplastik telah mencemari rantai makanan, berawal dari pola buang sampah ke sungai karena minimnya fasilitas pengolahan sampah akhirnya menimbulkan bencana pada ekosistem dan rantai makanan, Sampah plastik yang ada di sungai Mahakam terfragmentasi atau terpecah menjadi serpihan plastik berukuran kurang dari 5 mm yang disebut mikroplastik,” kata dia saat itu.
Temuan soal mikroplastik di Sungai Mahakam ini diamini dalam jurnal dari Prodi Teknik Lingkungan Universitas Mulawarman yang disusun oleh Muhammad Arif Kurniawan, Searphin Nugroho, Fahrizal Adnan, dan Febrina Zulya. Jurnal berjudul ANALISIS KETERKAITAN KELIMPAHAN MIKROPLASTIK DENGAN KEBERADAAN SAMPAH PLASTIK DI SUNGAI MAHAKAM, KECAMATAN MUARA KAMAN yang dipublikasi pada 2023 itu memuat temuan mikroplastik di Muara Kaman, Kutai Kartanegara. Kawasan ini, kerap disebut Mahakam Tengah.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini terletak di aliran Sungai Mahakam yang berada pada wilayah Kecamatan Muara Kaman, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia, Sedangkan lokasi analisis sampel dilakukan di Laboratorium Uji Kualitas Air, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Mulawarman.
Dalam penelitian itu disampaikan, mikroplastik jenis fiber banyak ditemukan di empat titik penelitian. Fiber merupakan jenis mikroplastik yang mudah ditemui dikarenakan penggunaanya sebagai bahan dasar pembuatan pakaian, serat pakaian, jaring nelayan, maupun dalam pembuatan alat rumah tangga. Sungai pada kawasan Muara Kaman yang berada dekat dengan wilayah pemukiman membuat masyarakat sering melakukan aktivitas seperti mencuci dan memancing ikan sehingga mikroplastik jenis ini dapat dengan mudah ditemukan di kawasan tersebut. (Sirana.id)