Kutai Kartanegara – Di beberapa wilayah di Kukar, praktik pertanian ramah lingkungan sebenarnya sudah dilakukan. Namun, seiring meningkatnya kesadaran akan dampak perubahan iklim dan pentingnya keberlanjutan, praktik pertanian modern dan ramah lingkungan harus terus didorong.
“Salah satu fokus pemkab kukar adalah membangun pertanian yang modern, terbarukan, dan ramah lingkungan,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kutai Kartanegara Muhammad Taufik.
Sistem pertanian ini tidak hanya berfokus pada produksi hasil tani. Tetapi juga memperhatikan keseimbangan ekosistem, keberlanjutan lingkungan, dan kesejahteraan petani.
Salah satu daerah yang turun temurun melakukan pertanian ramah lingkungan adalah Desa Muhuran, Kota Bangun. Desa ini tanahnya subur berkat hutan gambut yang terjaga di belakang desa. Pertanian di desa ini pun tak memerlukan pupuk kimia. Kondisi tanah subur diyakini sangat bergantung dengan tutupan hutan di belakang desa. Hanya saja, kendala di desa ini adalah pertanian yang sangat bergantung dengan cuaca. Sebab, jika musim banjir atau air naik, maka sawah akan tergenang. Maka, masyarakat hanya bisa menanam di saat kemarau saja.
Tetapi tidak hanya di Muhuran. Pemerintah daerah dan berbagai organisasi lingkungan di Kutai Kartanegara berusaha mengembangkan pertanian berkelanjutan, mengurangi penggunaan pestisida kimia, dan mempromosikan pertanian organik.
Metode ini mencakup penggunaan pupuk organik yang dapat diproduksi sendiri oleh petani dengan memanfaatkan limbah rumah tangga, serta penggunaan teknik rotasi tanaman dan penanaman tanaman penutup untuk menjaga kesehatan tanah. (advertorial/diskominfo Kukar)