Kutai Kartanegara menyimpan potensi besar dalam sektor kerajinan tangan yang dapat menjadi motor penggerak ekonomi masyarakat. Berbagai jenis kerajinan tangan buah dari kearifan lokal masyarakat Kutai Kartanegara baik dari suku Kutai maupun suku Dayak, menjadi daya tarik sendiri. Promosi terus dilakukan, untuk membawa produk kabupaten ini makin dikenal banyak orang.
Maka dari itu, Pejabat Sementara (Pjs) Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) dr Eryariyatin Bambang Arwanto menghadiri pembukaan Gebyar Kriya Nusantara dan Jogja Invesment, Trade, Tourism, Agriculture, Fishing (ITTAF) 2024 di Plaza Malioboro, Kamis (14/11/2024).
Ketua panitia pelaksana Yanuarsyah Basuki dalam laporannya mengatakan Gebyar Kriya Nusantara dan Jogja ITTAF 2024 merupakan pameran terpadu hasil kerajinan tangan yang menitik beratkan pada keterampilan tangan, investasi, perdagangan, pariwisata, perikanan, dan pelayanan publik.
“Pameran Gebyar Kriya Nusantara dan Jogja ITTAF 2024 merupakan pameran yang mensinergikan prodak unggulan mulai dari pariwisata, perdagangan, koperasi dan UMKM, penanam modal, dan perikanan, serta industri kreatif, ” ujar Yanuarsyah Basuki.
Di pameran ini, Dekranasda Kukar juga turut memamerkan produk dari para pengrajin dari Kutai Kartanegara. Berbagai kerajinan pun dipamerkan. Dari aksesoris, tas, dompet, pakaian dan sebagainya.
Pemkab Kukar sejak lama, telah melirik potensi ini dengan mengadakan pelatihan dan pendampingan bagi para pengrajin. Upaya untuk meningkatkan akses pasar juga dilakukan, salah satunya melalui promosi di pameran-pameran regional dan nasional.
Selain itu, kolaborasi dengan industri kreatif dan penggunaan platform digital seperti media sosial dan e-commerce diharapkan dapat memperluas pemasaran produk kerajinan Kukar. Dengan sinergi ini, diharapkan kerajinan tangan dari Kukar tidak hanya mampu bersaing di pasar nasional, tetapi juga menembus pasar internasional. Kerajinan tangan Kukar menjadi salah satu sektor yang berpotensi besar untuk dikembangkan, tidak hanya untuk melestarikan warisan budaya, tetapi juga sebagai sumber pendapatan baru bagi masyarakat lokal. (Advertorial/Diskominfo Kukar)