Tenggarong – Festival Cenil Desa Kota Bangun III tak hanya menyuguhkan ragam kuliner tradisional, tetapi juga menyimpan filosofi mendalam tentang semangat kolaborasi, gotong royong, dan pelestarian nilai-nilai lokal yang menjadi fondasi masyarakat Kutai Kartanegara.
Hal tersebut diungkapkan oleh Bupati Kukar Edi Damansyah dalam sambutannya yang dibacakan Plt Kadis Koperasi & UKM Thaufiq Zulfian Noor. “Cenil dengan berbagai warna dan bentuknya menggambarkan keindahan dalam keberagaman. Seperti itulah desa ini: kaya akan nilai kebersamaan, toleransi, dan saling menghormati,” ujarnya.
Menurutnya, Festival Cenil bukan sekadar perayaan tahunan, melainkan momentum penting untuk memperkuat identitas budaya dan meningkatkan daya saing desa melalui promosi potensi lokal. “Kegiatan seperti ini menunjukkan bahwa pembangunan tidak selalu soal infrastruktur. Melestarikan budaya, membangkitkan ekonomi lokal, dan membangun kebersamaan juga bagian penting dari pembangunan desa,” tambahnya.
Pemerintah Kabupaten Kukar pun menyampaikan apresiasi tinggi terhadap konsistensi Desa Kota Bangun III dalam menyelenggarakan festival ini sejak 2018. Inovasi yang terus dilakukan setiap tahunnya menjadi bukti bahwa masyarakat desa mampu menjadi pelaku utama pembangunan yang berkelanjutan.
Dengan usia yang menginjak 42 tahun, diharapkan Desa Kota Bangun III semakin maju dan mandiri, serta menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam menggali potensi lokal tanpa meninggalkan akar budayanya. “Mari terus jaga semangat gotong royong ini demi Kukar yang semakin IDAMAN: Inovatif, Daya Saing, Mandiri, Amanah, dan Nyaman,” pungkas Thaufiq. (Advertorial/Diskominfo Kukar)