Samarinda – Dalam sebuah dialog interaktif yang disiarkan langsung melalui program Asta Cita Ketahanan Pangan di Studio Pro 1 RRI Samarinda, Bupati Kutai Kartanegara Edi Damansyah secara komprehensif memaparkan strategi pembangunan sektor pertanian sebagai tulang punggung ketahanan pangan regional. Acara yang berlangsung pada Kamis pagi tersebut menarik perhatian luas dari berbagai kalangan, mulai dari petani, penyuluh pertanian, hingga pelaku usaha di sektor agrobisnis.
Bupati Edi dengan gamblang menjelaskan posisi strategis Kabupaten Kukar dalam peta ketahanan pangan Provinsi Kalimantan Timur. “Data terbaru kami menunjukkan bahwa kontribusi Kukar dalam penyediaan beras mencapai 42 persen dari total kebutuhan regional. Angka ini bukan sekadar statistik, melainkan bukti nyata dari kerja keras para petani dan semua pihak yang terlibat dalam sektor pertanian kita,” ujarnya dengan penuh apresiasi.
Lebih jauh, Bupati membeberkan bahwa keunggulan Kukar tidak hanya terbatas pada komoditas padi. Sektor hortikultura telah menunjukkan perkembangan yang signifikan dalam tiga tahun terakhir, dengan berbagai komoditas unggulan seperti sayuran dan buah-buahan yang semakin berdaya saing. Demikian pula dengan subsektor perikanan dan peternakan yang terus menunjukkan tren positif dalam kontribusinya terhadap perekonomian daerah.
Namun, Bupati Edi tidak menampik bahwa selama ini perekonomian Kukar masih bertumpu pada sumber daya alam tak terbarukan. “Kita semua menyadari bahwa migas dan batu bara selama ini menjadi penyangga utama PDRB kita. Tapi justru karena itulah kita perlu membangun fondasi ekonomi yang lebih berkelanjutan melalui penguatan sektor pertanian dalam arti luas,” tegasnya.
Kebijakan “Kukar Idaman” yang tertuang dalam RPJMD No.6/2021 menjadi landasan kuat untuk transformasi ini. Bupati menjelaskan bahwa kebijakan tersebut dirancang dengan pendekatan holistik, mempertimbangkan tidak hanya aspek produksi tetapi juga pengolahan, pemasaran, dan keberlanjutan lingkungan. “Ini bukan sekadar program, melainkan sebuah gerakan besar untuk mengubah paradigma pembangunan kita,” imbuhnya.
Fakta bahwa sekitar 70 persen masyarakat Kukar bergantung pada sektor pertanian menjadi pertimbangan utama dalam penetapan kebijakan ini. Bupati menekankan bahwa penguatan sektor pertanian akan berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan mayoritas masyarakat. “Kita berbicara tentang hajat hidup orang banyak, tentang masa depan anak cucu kita,” ucapnya dengan penuh semangat.
Keberhasilan berbagai program pembangunan pertanian ini telah diakui melalui penghargaan Panji Pembangunan dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur selama tiga tahun berturut-turut. “Penghargaan ini kita terima dengan penuh syukur, sekaligus sebagai cambuk untuk terus berinovasi dan meningkatkan kinerja,” kata Bupati Edi.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati juga menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah mendukung pembangunan sektor pertanian di Kukar, mulai dari kelompok tani, penyuluh pertanian, hingga dunia usaha. “Ketahanan pangan adalah tanggung jawab bersama. Apa yang telah kita capai selama ini adalah buah dari kolaborasi semua pihak,” tuturnya.
Hadir mendampingi Bupati dalam acara ini, Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Setda Kukar, Ismed, yang turut menyaksikan antusiasme peserta dialog terhadap berbagai program pembangunan pertanian yang dipaparkan. Acara yang berlangsung selama dua jam tersebut dinilai berhasil memberikan pemahaman komprehensif tentang arah pembangunan sektor pertanian Kukar ke depan. (Advertorial/Diskominfo Kukar)