Samarinda – Perusahaan asal China, Shanghai Shijing New Energy Technology Co. Ltd mengumbar rencana investasi mereka kepada Gubernur Kaltim Rudy Mas’ud. Perusahaan ini ingin membangun pembangkit listrik biodiesel dan juga pabrik kelistrikan di Pendingin, Kecamatan Sangasanga, Kutai Kartanegara.
Executive Vice President Shanghai Shijing New Energy Technology Zhang Shimin meyakinkan bahwa perusahaan mereka sangat berpengalaman dalam pengembangan industri limbah menjadi biodiesel. Begitu pula bioenergi.
Dia pun mengundang Rudy Mas’ud melihat pabrik biodiesel dan bioenergi mereka di Anhui, China. Gubernur mengaku sangat tertarik untuk melihat pabrik biodiesel mereka di Anhui.
Untuk rencana pengembangan pabrik industri biodiesel ini Shanghai Shijing New Energy Technology siap menggelontorkan investasi tidak kurang dari setengah triliun rupiah. Mereka siap mengolah limbah B3 menjadi biodiesel. Bahannya oli bekas.
Gubernur berharap untuk penyediaan bahan baku industri ini, Shanghai Shijing New Energy Technology bisa bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan tambang di Kaltim untuk mendapatkan oli bekas sebagai bahan baku.
Sementara untuk pabrik kelistrikan Sangasanga, mereka akan menyiapkan dana sekitar Rp400 miliar.
Dua pabrik ini akan dibangun di atas lahan seluas 52 hektare milik Pemprov Kaltim dan nantinya akan bekerja sama dengan perusahaan daerah (perusda), misalnya dengan PT Melati Bhakti Satya (MBS). Pabrik penunjang kelistrikan akan memproduksi berbagai kebutuhan kelistrikan, seperti kabel, trafo, tiang listrik, tiang pancang dan lain-lain.
“Selama ini, penunjang kelistrikan diambil dari Jawa. Kenapa kita tidak buat sendiri di Kaltim,” kata Executive Vice President Shanghai Shijing New Energy Technology Zhang Shimin meyakinkan.
Liu Suiping, Senior Advisor Shanghai Shijing New Energy Technology menambahkan, dari pembangkit listrik bioenergi akan dibangun solar panel.
“Kapasitasnya 750 watt per panel. Tahan sampai 25 tahun,” ungkap Liu Suiping.
Untuk pabrik penunjang kelistrikan bahan baku tersedia dari silica. Di Kaltim banyak, antara lain di Kutai Kartanegara dan Berau.Perusahaan ini juga siap membangun pembangkit listrik tenaga sampah. Dimana jumlah sampah di Samarinda sekitar 600 ton per hari.
Samarinda 600 ton per hari. Total 1000 ton per hari. Bila ditambah sampah-sampah dari Kukar.
“Energi listrik yang dihasilkan sekitar 20 MW,” beber Liu Suiping.
Dalam pertemuan Ruang VVIP Rumah Jabatan Gubernur Kaltim Kompleks Pendopo Lamin Etam, Kamis malam, 14 Agustus 2025 itu, Rudy mengatakan senang dengan rencana Perusahaan asal Anhui, China ini. Apalagi, ada dua pabrik yang akan dibangun yaitu pembangkit listrik biodiesel dan pabrik penunjang kelistrikan. Menurut dia, kebutuhan Kaltim untuk listrik cukup besar.
“Apalagi dengan kehadiran Ibu Kota Nusantara. Saya pikir cocok, silakan buat di sini,” kata Gubernur Harum memberi semangat.
Meski demikian, Rudy tetap memberi catatan kepada pihak Shanghai Shijing New Energy Technology. Antara lain terkait pasokan bahan baku harus tersedia cukup agar perusahaan bisa eksis dalam jangka panjang.
“Jangan sampai kita bangun, tapi tidak ekonomis dan tidak memberi manfaat bagi masyarakat,” pesan Gubernur Harum.
Namun, untuk diketahui, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia pada Maret 2025 lalu memaparkan kondisi kelistrikan di Pulau Kalimantan, secara kapasitas daya itu termasuk surplus.
“Kapasitas terpasang Kalimantan dibandingkan dengan beban puncak dan cadangan, masih surplus 38%. Jadi secara keseluruhan, tidak ada masalah,” ujar Bahlil.
Ia menuturkan Daya Mampu Netto (DMN) Kalimantan mencapai 3.334 MW, dengan Beban Puncak (BP) sebesar 2.412 MW, sehingga cadangan daya atau Reserve Margin mencapai 922 MW atau setara 38%. (sirana.id)
baca juga: Dugaan Semburan Gas Pertamina di Sangasanga, Jatam Kaltim Tuntut Pemulihan Lingkungan