PESUT Mahakam adalah mamalia air tawar yang kini tersisa sekitar 60an ekor. Pesut Mahakam ini pun kini lebih sering ditemui di kawasan Mahakam Tengah, di Kutai Kartanegara. Pengembangan ekowisata di wilayah ini pun, bisa jadi alternatif untuk menyelamatkan Pesut Mahakam.
Peneliti Pesut Mahakam dari Yayasan Konservasi Rare Aquatic Species of Indonesia (YK-RASI) Danielle Kreb, dalam berbagai kesempatan memaparkan pesut mahakam, saat ini habitatnya ada di sekitar perairan wilayah Kota Bangun, Muara Kaman, Muara Wis, dan sekitarnya. Kondisi perairan Mahakam yang ramai kapal besar bermuatan batu bara, membuat Pesut Mahakam memilih anak sungai dan danau kaskade Mahakam. Sebab, wilayah ini yang paling ramah untuk Pesut Mahakam.
“Sebab, Pesut Mahakam itu bergerak dengan sonar. Jadi, kalau ada kapal, sonar mereka akan terganggu karena suara kapal cukup keras,” kata Danielle.
Potensi ekowisata di wilayah ini pun ada banyak. Mulai dari wisata memancing, melihat Pesut Mahakam, mengamati burung, mencoba kuliner lokal, hingga menyelami budaya masyarakat lokal seperti Kutai dan Dayak. Misalnya di Desa Pela, ada Museum yang berisi tentang sungai mahakam dan alat-alat nelayan. Juga jangan lupa menikmati kuliner khas Mahakam Tengah yang kaya akan ikan tawar segar. Juga dengan sambal-sambal khas Kutai yang lezat. Seperti sambal asam payang misalnya.
Di desa lain, juga bisa belajar membuat kerajinan dan membelinya untuk oleh-oleh. Misalnya tikar, besek, tas, keranjang, seraung (topi lebar khas masyarakat Kutai dan Dayak), dan sebagainya. Selain itu, di habitat Pesut Mahakam ini juga, Anda akan menemukan fenomena air gambut yang kecokelatan, hingga hamparan danau yang sangat luas.

Meskipun Pesut Mahakam sebagai daya tarik utama, tetapi flora dan fauna lain tak kalah menarik. Misalnya, di Muara Muntai Anda bisa bertemu dengan kerbau yang suka berenang yaitu kerbau kalang. Juga, bisa menikmati buah-buahan lokal atau madu kelulut yang banyak dikembangkan di desa-desa di Mahakam Tengah.
Pengembangan ekowisata ini juga jadi kunci. Sehingga, lingkungan terjaga dan warga juga bisa lebih sejahtera. Hidup pun bisa berdampingan selaras dengan alam. (Advertorial/Dinas Pariwisata Kukar)