TENGGARONG – Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) menggelar “Road to EBIFF 2025” yang dirancang sebagai tahapan seleksi sekaligus kurasi penampilan tari menuju panggung East Borneo International Folklore Festival (EBIFF) 2025 di Samarinda. Kegiatan ini berlangsung di Simpang Odah Etam (SOE), Tenggarong, pada 7 dan 14 Juni 2025, mulai pukul 19.30 WITA.
Kepala Bidang Ekraf Dinas Pariwisata Kukar, Zikri Umulda, menjelaskan kegiatan ini bukan sekadar lomba untuk menentukan siapa yang terbaik, melainkan proses kurasi yang difokuskan pada pencarian ide-ide baru dalam seni pertunjukan tari khas Kutai Kartanegara.
“Kegiatan hari ini berupa kurasi untuk penampilan ajang EBIFF di Samarinda, event berskala internasional. Bukan soal siapa yang paling hebat, karena semua sanggar sudah terbukti punya kualitas. Tapi yang kami cari adalah ide baru, gagasan kreatif dalam bentuk sendra tari yang bisa mengangkat identitas budaya Kutai Kartanegara,” ujar Zikri.
Sebanyak 14 sanggar tari dari berbagai kecamatan di Kutai Kartanegara turut mendaftar dan tampil pada kegiatan ini. Kecamatan-kecamatan yang ikut serta di antaranya berasal dari Muara Wis, Muara Badak, Loa Kulu, Tenggarong Seberang, dan Muara Muntai. Namun, hanya sanggar yang telah memiliki badan hukum resmi yang dapat mengikuti kurasi.
“Ini juga bagian dari edukasi kami kepada para pelaku seni. Saat berkarya, legalitas juga penting. Jadi sanggar yang kami libatkan adalah yang sudah berbadan hukum,” tegasnya.
Adapun ketentuan kurasi penampilan mencakup beberapa poin penting, di antaranya peserta wajib menampilkan tari kesenian budaya Kutai Kartanegara, khususnya Jepen Pesisir dan Dayak Pedalaman. Format yang diwajibkan adalah sendra tari, dengan durasi maksimal 15 menit yang mencakup persiapan masuk, penampilan utama, hingga penutupan dan sesi foto bersama.
Jumlah peserta dalam satu grup maksimal 10 orang, dengan kombinasi peserta perempuan, laki-laki, atau campuran. Musik pengiring bersifat audio tanpa vokal, dan setiap peserta wajib membawa sinopsis pertunjukan dalam bentuk cetak. Proses kurasi ini dilakukan langsung oleh tim dari Dinas Pariwisata Kutai Kartanegara.
Lebih lanjut, dia menambahkan hasil kurasi tidak hanya akan menentukan sanggar-sanggar yang akan mewakili Kukar di EBIFF Samarinda, tetapi juga akan dipertimbangkan untuk tampil dalam ajang besar lainnya, seperti Festival Tetiba (Terbang Terampil Idaman Terbaik).
“Kami ingin karya yang tidak hanya bagus di panggung, tapi juga punya nilai jual budaya. Karena target kami adalah membawa budaya Kutai Kartanegara lebih dikenal, bahkan ke tingkat nasional,” pungkasnya. (Adv/Dinas Pariwisata Kukar)