TENGGARONG – Pemerintah Desa Rempanga, Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), menunjukkan komitmen serius dalam menangani persoalan sampah yang selama ini mengganggu wilayah perbatasan dengan Kelurahan Timbau. Kepala Desa Rempanga, Norsari, memutuskan mengalokasikan Anggaran Dana Desa (ADD) secara khusus untuk program kebersihan setelah upaya pendekatan partisipatif melalui donasi warga tidak berhasil dilaksanakan.
“Saya melihat sampah itu banyak, sementara mobil sampah dari Tenggarong hanya sampai di perbatasan dengan Timbau. Di atasnya, sampai ke PAL 9, kondisinya kotor,” ungkap Norsari saat ditemui pada Jumat (23/5/2025). Awalnya, pemerintah desa berencana menggalang partisipasi warga melalui sistem donasi, namun harus mengubah strategi karena kondisi ekonomi masyarakat yang belum memungkinkan. “Setelah kami rapat, ternyata masyarakat agak keberatan. Akhirnya saya putuskan menggunakan dana ADD khusus untuk kebersihan,” jelasnya.
Dengan keputusan ini, Pemdes Rempanga kini memiliki program kebersihan yang didanai penuh dari ADD dengan jadwal pengangkutan sampah tiga kali dalam seminggu. Tenaga kebersihan dikontrak secara profesional dan setiap laporan warga yang disertai dokumentasi foto akan ditindaklanjuti pada hari berikutnya. “Kami bekerja sama dengan DLHK Kukar untuk pelaksanaan pengangkutan. Jadwal mereka sudah diatur dan dibayar sesuai kontrak. Jadi pelaksanaannya tidak bisa sembarangan,” tegas Norsari.
Meski program kebersihan sudah berjalan, Norsari mengakui masih ada wilayah yang belum terjangkau layanan, khususnya di daerah pedalaman seperti Gunung Petung. Untuk itu, perluasan cakupan layanan akan dimasukkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes) tahun 2026. “Di daerah atas itu belum tercover. Insyaallah kami masukkan dalam RKP 2026 agar semua wilayah bisa terlayani,” ujar Norsari.
Persoalan khusus muncul di kawasan perbatasan dengan Kelurahan Timbau, terutama di sekitar pasar malam yang kerap menjadi tempat pembuangan sampah oleh warga dari luar desa. Norsari menekankan pentingnya koordinasi lintas wilayah untuk mengatasi masalah ini. “Warga Timbau sering buang sampah di situ. Harusnya mereka juga punya pengaturan sendiri. Saya minta RT kami berkoordinasi dengan RT di Timbau untuk mencari solusi bersama,” katanya.
Sebagai langkah antisipatif jika koordinasi tidak membuahkan hasil, Pemdes Rempanga telah menyiapkan rencana cadangan dengan mengalihfungsikan lokasi tersebut menjadi pos kamling. “Kalau tidak ada kesepakatan, rencananya akan kami jadikan pos kamling supaya tidak ada lagi yang buang sampah di muka pasar. Tidak enak dilihat,” pungkas Norsari menutup perbincangan. (Adv/DPMD Kukar)