Kutai Kartanegara – Jauh dari hiruk pikuk kota dan tersembunyi di balik hutan Desa Sanggulan, Kecamatan Sebulu, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, terdapat sebuah destinasi wisata alam yang masih perawan: Gua Binuang. Lokasinya hanya sekitar dua kilometer dari permukiman warga, namun menawarkan pengalaman petualangan yang tak biasa.
Gua ini menyajikan pesona formasi batuan alami yang memukau. Stalaktit dan stalagmit terbentuk selama ribuan tahun dari tetesan air yang konsisten, menciptakan lanskap bawah tanah yang eksotis.
Tidak hanya kaya secara geologis, Gua Binuang juga menyimpan sejarah panjang. Warga setempat meyakini gua ini pernah menjadi tempat semedi para jawara pada masa kerajaan. Beberapa lorong gua bahkan diyakini sebagai tempat bertapa atau melakukan ritual spiritual. “Ini bukan sekadar gua, tapi bagian dari sejarah lokal kami,” kata Sahrani, Ketua Pokdarwis Benua Raya.
Pengelolaan Gua Binuang saat ini berada di bawah Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) dan Kelompok Sadar Wisata Desa Sanggulan. Mereka menyediakan jasa pemandu lokal, serta perlengkapan keselamatan seperti helm dan sepatu bot. Wisatawan bisa menelusuri aliran sungai kecil yang mengalir dari dalam gua, sambil mengenali ekosistem unik di dalamnya.
Ketua Kelompok Sadar Wisata Benua Raya Desa Sanggulan Sopian menambahkan bahwa selama menelusuri Sungai Gua Binuang, keselamatan pengunjung menjadi prioritas utama. “Para pengunjung akan dipandu oleh Pokdarwis dan dibekali pakaian dan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap guna menjaga keselamatan mereka,” jelasnya.
Sudah ditemukan beberapa jenis fauna langka di dalam gua, seperti kaki seribu berukuran besar, ulat gulik, hingga laba-laba raksasa. Salah satu daya tarik utama gua ini justru pada kealamiannya. Pengunjung disarankan melakukan reservasi terlebih dahulu dan datang bersama pemandu.
Jika ingin ke Gua Binuang, tapi tak punya teman namun enggan sendirian, beberapa komunitas juga membuka open trip dari Samarinda atau Tenggarong, Kutai Kartanegara. Sehingga, bisa menuju ke destinasi bersama-sama.
Gua Binuang menjadi contoh bagaimana pariwisata berbasis alam dan budaya lokal bisa dikembangkan tanpa mengorbankan kelestarian. Bagi pencinta alam dan penikmat wisata petualangan, destinasi ini patut masuk daftar kunjungan berikutnya di Kalimantan Timur. (Advertorial/Dinas Pariwisata Kukar)