Setelah beredarnya video orangutan yang berkeliaran di area lokasi Operasional batubara KPC, di media sosial yang menarik perhatian banyak pihak pada 5 Februari 2025, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan melakukan penelusuran untuk mengidentifikasi lokasi kejadian untuk menanggapi hal tersebut.
Lalu, pada tanggal 7 februari, kehadiran orangutan tersebut dapat ditemukan kembali, tim mendapatkan informasi bahwa orangutan tersebut sedang berada di perkebunan warga. Dengan tanggap dan penuh kesiapan, tim segera merancang strategi yang tepat serta melakukan berbagai persiapan guna memastikan proses penyelamatan orangutan tersebut dapat berjalan dengan lancar dan aman. Mereka mempertimbangkan berbagai faktor, seperti kondisi lingkungan sekitar, keamanan satwa, serta teknik evakuasi yang paling efektif.
Sehingga pada pukul 11.00 WITA di hari yang sama upaya penyelamatan orangutan jantan yang berusia kurang lebih 17 tahun ini berhasil, dan dalam kondisi yang sehat. Proses penyelamatan ini berlangsung dengan baik dan berhati-hati demi keselamatan orangutan, ini semua berkat koordinasi yang efektif dan kerja sama yang solid antara seluruh tim yang terlibat.
Setelah menjalani pemeriksaan kesehatan menyeluruh oleh tim medis, orangutan tersebut dinyatakan dalam kondisi baik dan siap untuk dikembalikan ke habitat alaminya. Sebagai langkah pelestarian, orangutan ini kemudian dilepasliarkan pada 11-12 Februari 2025, di Hutan Lindung Gunung Mesangat, Kabupaten Kutai Timur, oleh Tim WRU SKW II Tenggarong _ BKSDA Kaltim, yang bekerja sama dengan Tim COP dan Tim Dapartemen Environment – Divisi HSES PT Kaltim Prima Coal. Dengan harapan agar orangutan dapat kembali hidup bebas di lingkungan yang lebih aman dan sesuai dengan habitatnya.
Kegiatan penyelamatan dan pelepasliaran satwa ini merupakan wujud nyata komitmen dalam upaya perlindungan satwa liar. Selain itu, langkah ini juga bertujuan untuk menjaga keseimbangan ekosistem serta meminimalkan potensi konflik antara manusia dan satwa. Dengan memastikan orangutan kembali ke habitat alaminya, diharapkan keberlangsungan hidup spesies ini tetap terjaga dan lingkungan tetap lestari.
Kehadiran orangutan di sekitar aktivitas manusia bukanlah hal yang baru di Kalimantan Timur. Pada Februari 2022, seekor orangutan terekam menyeberangi jalan di kawasan Simpang Perdau, Kutai Timur. Di lokasi yang sama, kemunculan orangutan juga pernah terjadi pada tahun 2021. Tentu saja ini karena setiap pohon yang tumbang, setiap lahan yang terbuka, adalah ancaman bagi mereka yang menggantungkan hidupnya pada alam, yang membuat mereka sering mendatangi pemukiman, perkebunan atau berada di sekitar aktivitas manusia. (RA/Sirana.id)