Samarinda – Sektor pertambangan dan penggalian masih jadi tulang punggung produk domestik regional bruto (PDRB) Kalimantan Timur. Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim pun mencatat, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur sebesar 6,17 persen. Jika dibandingkan pada kinerja 2023, angka tersebut menurun. Sebab, kinerja pada 2023 menunjukkan pertumbuhan sebesar 6,22 persen.
Lanjut dalam publikasi BPS Kaltim, berdasarkan PDRB Kalimantan Timur atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha, struktur perekonomian Kalimantan Timur belum mengalami perubahan yang berarti. Lima
lapangan usaha yang mendominasi perekonomian Kalimantan Timur adalah Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian dengan peranan sebesar 38,38 persen, lalu diikuti oleh Lapangan Usaha Industri Pengolahan sebesar 18,26 persen, Lapangan Usaha Konstruksi sebesar 11,87 persen, Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 8,66 persen.
“Dan Lapangan Usaha Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 6,90 persen,” lanjut BPS Kaltim dalam publikasinya.
Hanya saja, penurunan kontribusi terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian. Pada 2023 sektor ini menyumbang peranan 43,19 persen. Jika 2024 menjadi 38,38 persen kontribusi sektor ini berarti menurun sekitar 4,81 persen.
PDRB 2024 Kaltim pun tercatat di angka Rp858,4 triliun, dengan Rp329,4 trilun berasal dari sektor pertambangan dan penggalian. Sedangkan, pada 2023 PDRB Kalimantan Timur tercatat Rp843,571 triliun dengan Rp364,365 triliun berasal dari pertambangan dan penggalian.
Sementara itu, dengan capaian 6,17 persennya, Kalimantan Timur pun menjadi provinsi dengan pertumbuhan kinerja ekonomi tertinggi di Pulau Kalimantan. Selanjutnya diikuti oleh Provinsi Kalimantan Selatan sebesar 5,05 persen, lalu Provinsi Kalimantan Barat sebesar 4,90 persen, Provinsi Kalimantan Utara sebesar 4,57 persen, dan Provinsi Kalimantan Tengah sebesar 4,46 persen. (sirana.id)
Baca Juga: Orang Kaya di Indonesia dan 221 Ribu Rakyat Miskin Kaltim