SIRANA.ID
  • Home
  • Ceritarana
  • Ranamendalam
  • Ranaterkini
    • Kalimantan Timur
    • Nasional
  • Potretrana
  • Advertorial
    • Diskominfo Kukar
    • Dinas Pariwisata Kukar
    • Dispora Kukar
    • Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kukar
  • Tentang Sirana
No Result
View All Result
  • Home
  • Ceritarana
  • Ranamendalam
  • Ranaterkini
    • Kalimantan Timur
    • Nasional
  • Potretrana
  • Advertorial
    • Diskominfo Kukar
    • Dinas Pariwisata Kukar
    • Dispora Kukar
    • Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kukar
  • Tentang Sirana
No Result
View All Result
SIRANA.ID
No Result
View All Result
Home Ranaterkini Kalimantan Timur

Bekantan, Si Monyet Belanda yang Hanya Ada di Borneo

Sirana.id by Sirana.id
30 January 2025
in Kalimantan Timur, Potretrana
0
Bekantan di kawasan mangrove Delta Mahakam, sedang melompat (foto: Nofiyatul Chalimah)

Bekantan di kawasan mangrove Delta Mahakam, sedang melompat (foto: Nofiyatul Chalimah)

0
SHARES
76
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Makin besar hidungnya makin banyak betina di kelompoknya, makin besar pula badan dan ukuran testisnya. Inilah bekantan. Hewan yang hanya ditemukan di Pulau Borneo. Namun, hidupnya terancam seiring dengan pembukaan lahan di area mangrove hingga rivarian sungai.

Primata berhidung besar ini, kerap disebut Monyet Belanda. Tetapi, tidak ada hubungan hidupnya dengan Belanda. Sebab, hewan bernama bekantan ini hanya bisa ditemukan di Indonesia bagian pulau Kalimantan, Brunei Darussalam, dan Malaysia bagian timur.

Tri Atmoko, ilmuwan dari Pusat Zoologi Terapan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bertahun-tahun meneliti bekantan. Dia memaparkan hidung besar bekantan tidak hanya berkaitan dengan urusan reproduksi, kelompok, atau besar badan. Tetapi juga bagaikan pelantang suara. Makin besar hidung, makin keras suara.

Tri Atmoko, dalam presentasi soal bekantan dalam pelatihan yang diselenggarakan Yayasan Planet Urgensi Indonesia (YPUI) pada awal Januari 2025. (Foto: Nofiyatul Chalimah)
Tri Atmoko, dalam presentasi soal bekantan dalam pelatihan yang diselenggarakan Yayasan Planet Urgensi Indonesia (YPUI) pada awal Januari 2025. (Foto: Nofiyatul Chalimah)

Hanya bekantan jantan yang hidungnya  besar dan hingga menjuntai. Sedangkan, bekantan betina, hidungnya mancung tapi tak sebesar jantan dan tak menjuntai.

“Bekantan itu hidup berkelompok. Nah ada dua jenis kelompok bekantan,” jelas Tri.

Kelompok pertama adalah one male group, atau kelompok dengan ada satu jantan dewasa. Lalu kelompok kedua adalah jantan semua atau all male group. Jadi, bekantan jantan remaja di one male group akan berpindah ke all male group. Nantinya, ketika sudah siap, salah satu jantan di all male group akan mencoba merebut satu one male group. Pertarungan ini bisa dimenangkan jantan baru atau jantan lama. Jika jantan baru yang menang, maka jantan lama biasanya yang kalah akan hidup menyendiri.

“Kalau di grup one male ada betina bawa bayi, dia akan menjauh dari kelompok untuk melindungi si bayinya. Karena bisa dibunuh sama bekantan jantan baru,” papar Tri.

Lebih Suka Daun Muda

Bekantan banyak ditemukan hidup di wilayah mangrove. Namun, ada juga yang hidup di hutan rawa atau sekitar rivarian sungai. Makanannya adalah daun atau terkadang buah mentah. Bukan buah matang. Bekantan ini hewan memamah biak.

Perut bekantan juga buncit, bukan karena kebanyakan makan. Tetapi, karena dia makan daun yang berserat dan susah dicerna, ada bakteri yang membantu pencernaannya dan menghasilkan gas. Sehingga, perut bekantan sering buncit. Ada setidaknya 188 jenis tumbuhan sumber pakan bekantan. Mulai dari bunga, buah mentah, tumbuhan, dan sebagainya.

salah satu makanan kesukaan bekantan (foto: Nofiyatul Chalimah)
salah satu makanan kesukaan bekantan (foto: Nofiyatul Chalimah)

“Tetapi, bekantan lebih suka daun muda,” sambungnya.

Tri menyambung, maka dari itu, salah jika bekantan diberi makanan buah matang seperti yang disukai monyet abu. Mungkin ketika diberi, bekantan akan memakannya. Namun, ibarat bagi manusia makanan ini seperti junkfood. Jadi, tidak baik bagi bekantan.

Memastikan habitat alam yang ideal untuk bekantan, akan berdampak pada eksistensinya. Tetapi, keberadaan bekantan yang lestari juga menjadi pertanda kehidupan lestari di wilayah itu. Sebab, bekantan adalah spesies payung.

“Bekantan itu bisa berbagi tempat atau habitat dengan monyet, orangutan, juga lutung,” sambungnya.

Bekantan ini bertubuh besar, jadi makan banyak. Jika dia bisa makan banyak, berarti tutupan vegetasi juga mendukung. Selain itu, dia hewan arboreal yang melompat dari satu pohon ke pohon lain. Ruang jelajahnya juga luas, hingga 1.100 meter per hari dan mampu berenang hingga 50 meter.

Hidup yang Terancam

Bekantan berpindah dari satu pohon ke pohon lain, dengan melompat dan berayun. Mereka juga tidur dan hidup di atas pohon. Jadi, bekantan tak jalan di tanah. Namun, karena tutupan hutan makin menipis, hidup mereka turut terancam.

Bekantan di kawasan mangrove Delta Mahakam, sedang bersantai di atas pohon (foto: Nofiyatul Chalimah)
Bekantan di kawasan mangrove Delta Mahakam, sedang bersantai di atas pohon (foto: Nofiyatul Chalimah)
Bekantan (Nasalis larvatus) adalah satwa primata langka dan dilindungi. Status konservasi bekantan menurut IUCN(International Union for Conservation of Nature & Natural Resources) adalah terancam punah (endangered species) (Boonratana et al., 2020), selain itu jenis ini juga masuk dalam  Apendiks I CITES (Convention on
International Trade in Endangered Species of Wild Fauna & Flora) (CITES, 2017). Perlindungan bekantan di Indonesia sudah dimulai sejak zaman kolonial dengan adanya Peraturan Perlindungan Binatang Liar
(Dierenbeschermings Ordonnantie) tahun 1931 (Atmoko, 2016). Selanjutnya pemerintah Indonesia memperkuat status perlindungan yang sudah ada melalui Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa, yang lampirannya telah diperbarui melalui Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
dan Kehutanan Nomor 106 Tahun 2018.
Mangrove, habitat bekantan (foto: Nofiyatul Chalimah)
Mangrove, habitat bekantan (foto: Nofiyatul Chalimah)

Ancaman eksistensi ini terlihat pada indikasi perubahan aktivitas yang terekam dalam studi Ecology and Conservation Center for Tropical Studies (Ecositrop) yang telah dipublikasi pada 2017. Dalam studi itu mulai ada fenomena bekantan tak lagi bergelantungan. Dari hasil studi kamera trap sejak 2013–2017 yang dilakukan tim Ecositrop di beberapa wilayah Kaltim, mereka menemukan kelompok bekantan yang bergerak di atas tanah.  Perubahan perilaku dari bergerak di atas pohon ke bergerak di atas tanah, memberi konsekuensi pada bekantan. Mereka rentan pada predator di tanah seperti ular piton,  dan sebagainya. Belum lagi risiko penyakit yang seharusnya tidak diidap. Namun, karena terlalu sering di atas tanah, penyakit tertentu bisa menyerang bekantan. Sementara secara alami, predator bekantan adalah buaya dan macan dahan. Mereka bisa dimangsa saat sedang di pohon oleh macan dahan, atau dimangsa buaya saat berenang.

Bekantan di kawasan mangrove Babulu Laut, sedang bersiap melompat (foto: Nofiyatul Chalimah)
Bekantan di kawasan mangrove Babulu Laut, sedang bersiap melompat (foto: Nofiyatul Chalimah)
Hilang dan rusaknya habitat sangat berpengaruh besar terhadap populasi bekantan. Berdasarkan hasil PHVA bekantan tahun 2004, disebutkan bahwa populasi bekantan di seluruh Pulau Kalimantan diperkirakan sebanyak 25.000 individu (Manansang et al., 2005), dan telah terjadi penurunan populasi lebih dari 70% dalam
kurun waktu tiga generasi (Boonratana et al., 2020). (ffy/Sirana.id)
Tags: bekantanBRINkalimantan timurnasalis larvatusstatus bekantantri atmoko
Sirana.id

Sirana.id

Ada beberapa alasan nama Sirana disematkan untuk portal ini. Dari selatan provinsi Kalimantan Timur yaitu Kabupaten Paser, Sirana adalah satu dari jenis anggrek yang terkenal keindahannya di Cagar Alam Teluk Adang. Lalu, Rana adalah nama yang dari berbagai bahasa, memiliki makna indah, anggun, riang, dan pemberani. Dari nama ini, Sirana bersemangat menjadi media yang memberi warna berbeda untuk Kalimantan Timur. Mungkin tidak jadi yang tercepat atau terbesar, tapi bisa menjadi oase baru di dunia jurnalistik Kalimantan Timur. Sirana akan berusaha terus berdaya dan bersuara menyajikan liputan yang nyaman dibaca untuk semua Temanrana

Related Posts

Ibu Kota Nusantara/Rahma
Kalimantan Timur

Sinergi Otorita IKN dan BRIN Perkuat Fondasi Tata Ruang dan Sosial Ibu Kota Baru

18 October 2025
Lahan tambang ilegal IKN/Humas Otorita IKN
Kalimantan Timur

4.000 Hektare Lahan Tambang Ilegal di IKN: Ancaman Kerusakan Lingkungan dan Komitmen Penertiban Satgas

16 October 2025
Pelatihan Social Media Specialist dan AI/Humas Otorita IKN
Kalimantan Timur

Otorita IKN dan ITB Dorong Transformasi Digital Gen Z Nusantara

15 October 2025
Next Post
Sekolah yang ditinggalkan di Kutai Kartanegara akibat debu batu bara (foto: Nofiyatul Chalimah)

Puluhan Dosen Unmul Tolak Kampus Terima Konsesi Batu Bara

ilustrasi hutan di Kaltim (sirana.id)

Deforestasi di Kalimantan Timur Paling "Menyala" se-Indonesia

Ilustrasi: Momen pelepasliaran orangutan oleh BOS Foundation di Bentang Alam Wehea-Kelay (Foto: Nofiyatul Chalimah)

Berat Membuat Orangutan Hidup Sejahtera di "Rumahnya"

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Berita Terbaru

Film “Dirty Vote 03” Dirilis, Kupas Strategi Oligarki Menuju Otoritarianisme

Film “Dirty Vote 03” Dirilis, Kupas Strategi Oligarki Menuju Otoritarianisme

15 hours ago
Ibu Kota Nusantara/Rahma

Sinergi Otorita IKN dan BRIN Perkuat Fondasi Tata Ruang dan Sosial Ibu Kota Baru

3 days ago
Ilustrasi ketahan pangan/freepik

Di Hari Pangan Sedunia, FAO Serukan Aksi Kolektif untuk Menyediakan Pangan Sehat bagi Seluruh Masyarakat Indonesia

4 days ago
Lahan tambang ilegal IKN/Humas Otorita IKN

4.000 Hektare Lahan Tambang Ilegal di IKN: Ancaman Kerusakan Lingkungan dan Komitmen Penertiban Satgas

5 days ago

Kategori

  • Advertorial
  • Ceritarana
  • Dinas Pariwisata Kukar
  • Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kukar
  • Diskominfo Kukar
  • Dispora Kukar
  • Kalimantan Timur
  • Nasional
  • Potretrana
  • Ranamendalam
  • Ranaterkini
  • Uncategorized

Berita Populer

industri batu bara Kaltim (sirana.id)
Ceritarana

Permintaan Batu Bara Menurun, Anak Muda Kaltim Harus Bersiap

by Sirana.id
5 June 2025
0

SAMARINDA - Sejak era sebelum kemerdekaan, pertambangan dahulu jadi daya tarik Kalimantan Timur. Sisa industri pertambangan batu...

para perempuan yang memperjuangkan pemulihan ekosistem di Teluk Balikpapan, dalam sebuah aksi pad 2024 lalu. (Foto; Nofiyatul Chalimah)

Krisis Iklim dan Kerentanan Ganda Perempuan

12 June 2025
ilustrasi salah satu fakultas universitas Mulawarman/sirana.id)

Tujuh Perguruan Tinggi di Kaltim ini, Mahasiswa Barunya Tak Perlu Bayar UKT

17 June 2025
Tongkang batu bara yang melintas di perairan Kaltim (Sirana.id)

Orang Kaya di Indonesia dan 221 Ribu Rakyat Miskin Kaltim

28 September 2024
Nelayan dan kapal tongkang di Teluk Balikpapan (Foto: Nofiyatul Chalimah)

Memperjuangkan Kehidupan di Teluk Balikpapan dan Ambisi Pembangunan IKN

19 February 2025

Topik

amnesty international anak ancaman jurnalis balikpapan banjir batu bara berau BMKG bps kaltim BRIN cuaca desa diskominfo kukar ekowisata gempa ikn indonesia jurnalis kalimantan timur kaltim kekerasan komnas perempuan krisis iklim kukar Kutai Kartanegara Mahakam ulu maratua masyarakat adat muara badak pantai maratua perempuan pers perubahan iklim pesut mahakam pilkada pulau maratua reset indonesia samarinda sampah sirana.id tambang universitas mulawarman walhi kaltim wisata yayasan mitra hijau
SIRANA.ID

Sirana.id adalah media lokal di Kalimantan Timur yang hadir dengan semangat edukasi dan sumber informasi bagi publik Kalimantan Timur. Sirana berupaya memberikan ruang lebih besar bagi perempuan.

Follow sosial media kami:

Berita Terkini

  • Film “Dirty Vote 03” Dirilis, Kupas Strategi Oligarki Menuju Otoritarianisme
  • Sinergi Otorita IKN dan BRIN Perkuat Fondasi Tata Ruang dan Sosial Ibu Kota Baru
  • Di Hari Pangan Sedunia, FAO Serukan Aksi Kolektif untuk Menyediakan Pangan Sehat bagi Seluruh Masyarakat Indonesia

Kategori

  • Advertorial
  • Ceritarana
  • Dinas Pariwisata Kukar
  • Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kukar
  • Diskominfo Kukar
  • Dispora Kukar
  • Kalimantan Timur
  • Nasional
  • Potretrana
  • Ranamendalam
  • Ranaterkini
  • Uncategorized
  • Tentang Sirana
  • Pedoman Media Siber
  • Susunan Redaksi
  • Hubungi Kami

© 2025 Sirana.id . All rights reserved

No Result
View All Result
  • Home
  • Ranamendalam
  • Ceritarana
  • Ranaterkini
  • Potretrana
  • Advertorial
    • Dinas Pariwisata Kukar
    • Diskominfo Kukar
    • Dispora Kukar
    • Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kukar

© 2025 Sirana.id . All rights reserved