TENGGARONG – Rencana pembangunan jembatan khusus kendaraan roda dua menuju kawasan wisata Pulau Kumala, Tenggarong, hingga saat ini masih berada pada tahap pembahasan awal dan belum masuk dalam perencanaan resmi. Usulan tersebut sempat mencuat sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan aksesibilitas dan mendukung pengembangan kawasan wisata unggulan di Kukar.
Menanggapi hal tersebut, Plt. Kepala Dinas Pariwisata Kutai Kartanegara (Dispar Kukar), Arianto, menyampaikan hingga kini pihaknya belum menerima informasi resmi terkait realisasi pembangunan jembatan motor tersebut. Menurutnya, rencana ini masih harus melalui proses kajian dan koordinasi lintas sektor sebelum dapat diwujudkan.
“Saya belum mendapatkan informasi pasti apakah pembangunan jembatan motor itu benar-benar akan direalisasikan atau tidak. Kalau memang itu masih berupa gagasan awal, tentu nanti akan kita pelajari lebih lanjut,” ungkapnya.
Ia menegaskan pembangunan jembatan penghubung menuju Pulau Kumala tentu merupakan ide yang patut dipertimbangkan, terlebih jika ditujukan untuk menunjang kemajuan kawasan wisata tersebut. Namun, menurutnya, semua harus dilakukan berdasarkan kajian yang matang, baik dari aspek teknis, lingkungan, maupun dampaknya terhadap pengelolaan Pulau Kumala ke depan.
“Kalau jembatan motor itu dimaksudkan untuk mendukung pengembangan Pulau Kumala, tentu saja kami di Dinas Pariwisata akan memberikan dukungan. Tapi semuanya harus berdasarkan kajian. Kita harus tahu dulu, apakah ini benar-benar diperlukan, seperti apa dampaknya, dan bagaimana mekanisme pengelolaannya nanti,” jelasnya.
Pulau Kumala sendiri selama ini menjadi salah satu ikon wisata di Kota Tenggarong, dengan berbagai potensi wisata alam dan buatan yang telah dikembangkan sejak beberapa tahun terakhir. Meningkatkan konektivitas menuju pulau tersebut diyakini dapat membuka peluang lebih besar bagi pengembangan ekonomi lokal, sektor pariwisata, dan pemberdayaan masyarakat sekitar.
Arianto menambahkan penting untuk memastikan bahwa setiap rencana pengembangan kawasan wisata harus sejalan dengan visi jangka panjang dan mempertimbangkan seluruh aspek pendukungnya, termasuk infrastruktur, kelestarian lingkungan, serta partisipasi masyarakat.
“Kita akan lihat nanti kalau pembahasan ini berkembang. Kalau ada arah ke sana dan dinilai penting, tentu akan kita rencanakan bersama. Tapi untuk saat ini, kami belum punya dokumen atau informasi resmi terkait pembangunan jembatan motor tersebut,” tutupnya. (Adv/Dinas Pariwisata Kukar)