HARI Kucing Internasional dirayakan tiap 8 Agustus. Kucing tak lagi sekadar peliharaan untuk menangkap tikus. Kiwari, kucing menjadi salah satu hewan yang memiliki pengaruh besar bagi masyarakat. Tidak hanya sebagai penghibur tetapi juga penghasil cuan.
Keimutan atau tingkah lucu kucing-kucing yang direkam lalu diupload ke internet, berhasil menarik perhatian banyak orang. Membuat, kucing menjadi salah satu seleb internet. Termasuk jadi bahan kampanye, seperti Bobby Kertanegara. Kucing kampung peliharaan Presiden Prabowo Subianto. Sejumlah kucing juga menjadi semacam maskot beberapa kantor pemerintahan. Seperti Soleh si Pegawai Pajak, Kristina pegawai LRT Sumatera Selatan, atau Kokom si Kucing Kementerian PUPR.
Memang diakui, tak semua manusia adalah pecinta kucing. Namun, memelihara kucing juga memiliki benefit psikologis. Dilansir dari Halodoc, memelihara kucing punya efek meningkatkan kesejahteraan psikologis, mengusir kecemasan atau stress, hingga dapat membuat jantung lebih sehat.

Tetapi, memelihara kucing juga harus disertai tanggung jawab. Selain memastikan pakannya, kesehatannya juga harus diperhatikan. Jangan asal buang, jika si kucing sudah tak lucu lagi atau dibiarkan saat sakit.
Salah satu yang mesti dilakukan adalah vaksin. Vaksin ibarat tanda cinta pada hewan peliharaan. Pentingnya vaksin ini, akan melindungi hewan dan manusianya, bahkan perekonomian. Namun, edukasi soal vaksin bagi hewan peliharaan ini menjadi tantangan tersendiri bagi para dokter hewan.

Seperti yang telah dimuat di artikel Sirana.id beberapa waktu lalu. Salah satu tantangan soal kesejahteraan hewan diakui Intan Purwa Dewantari dari Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) I Kalimantan Timur, adalah edukasi bagi pemilik hewan untuk vaksinasi.
“Kita kalau ketemu pet owner kita sekalian edukasi biar mereka mau vaksin,” kata Intan.
baca juga: Vaksin Hewan Kesayanganmu, Sebab Masih Ada Rabies di Kaltim
PDHI Kalimantan Timur pun telah melakukan penandatanganan kerja sama dengan pemerintah soal kesejahteraan hewan ini.
Dalam sebuah talkshow pada Mei 2025, Kepala Bidang Kesehatan Hewan DPKH, drh. Dyah Anggraini, hadir bersama Ketua Komunitas Cat Lover Samarinda, Lucky Yulianti. Keduanya membahas dampak serius dari overpopulasi hewan terlantar yang tidak hanya memengaruhi kesejahteraan hewan, tetapi juga berisiko terhadap kesehatan masyarakat.

drh. Dyah menjelaskan berbagai langkah antisipatif yang telah dilakukan DPKH, termasuk kolaborasi dengan komunitas Cat Lover Samarinda dan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Kalimantan Timur. Program yang dijalankan mencakup komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE), vaksinasi rabies, serta pembentukan Kader Siaga Rabies (Kasira) di tingkat desa dan kecamatan yang bertugas menyosialisasikan bahaya rabies serta melakukan pengawasan wilayah.
Selain itu, DPKH juga telah bekerja sama dengan komunitas Cat Lover Samarinda dalam penangkapan kucing liar untuk kemudian disterilkan di Klinik Hewan Samarinda (KHS) milik DPKH Kalimantan Timur. Tentunya program ini masih perlu dioptimalisasikan kedepannya.
Universitas Mulawarman (Unmul) Siapkan Prodi Kedokteran Hewan
Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang digelar pada Senin (4/8/2025), Komisi IV DPRD Kaltim mendukung dibentuknya Prodi kedokteran hewan di kampus terbesar di Kalimantan Timur tersebut.
Hadir dalam pertemuan tersebut diantara yang mewakili dari Fakultas Kedokteran (FK) UNMUL, Fakultas Pertanian (Faperta) UNMUL, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) UNMUL, perwakilan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kaltim, serta unsur akademik terkait.

RDP membahas urgensi ketersediaan tenaga medis veteriner di Kalimantan Timur yang masih terbatas, serta tingginya potensi dan kebutuhan di sektor peternakan dan pelestarian satwa endemik.
Ketua Komisi IV DPRD Kaltim menegaskan bahwa Kalimantan Timur memerlukan institusi pendidikan yang mampu menghasilkan dokter hewan profesional.
“Dengan kekayaan biodiversitas yang kita miliki dan berbagai ancaman penyakit zoonosis, keberadaan Prodi Kedokteran Hewan di UNMUL menjadi kebutuhan strategis,” ujarnya seperti dikutip dari laman Unmul.

Dukungan juga disampaikan perwakilan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan. Mereka menilai, pendirian prodi ini akan memperkuat sinergi antara pemerintah daerah dan perguruan tinggi dalam membangun ketahanan pangan, menjaga kesehatan masyarakat veteriner, serta menjaga keseimbangan ekosistem.
Dekan Fakultas Kedokteran Unmul, yang diwakili oleh Wakil Dekan Bidang Akademik, Siti Khotimah, menyampaikan kesiapan institusi dalam mengawal proses pendirian prodi baru ini.
“Pendirian Program Studi Kedokteran Hewan merupakan bagian dari komitmen Unmul untuk memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan daerah, khususnya dalam bidang kesehatan dan lingkungan,” tegasnya.
Komisi IV juga mendorong Pemerintah Provinsi Kaltim untuk memberikan dukungan proporsional, baik dari segi regulasi maupun alokasi anggaran, guna memastikan pengembangan pendidikan tinggi di Kaltim berjalan maksimal dan berkelanjutan. (sirana.id)