Samarinda – Kondisi infrastruktur jalan di Kalimantan Timur, khususnya menuju kabupaten termuda, Mahakam Ulu (Mahulu), masih menjadi tantangan besar. Jalur darat yang menghubungkan wilayah ini sering kali tidak menjadi pilihan utama karena rusak parah. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur mengalokasikan anggaran besar untuk memastikan jalur tersebut dapat dilalui kendaraan tanpa kendala.
Pada tahun 2025, Pemprov Kaltim telah menganggarkan Rp120 miliar khusus untuk meningkatkan kemantapan jalan di Mahulu.
“Kondisi kemantapan jalan di Provinsi Kaltim saat ini baru mencapai 82 persen. Artinya, masih ada 18 persen yang perlu ditingkatkan, termasuk di Mahulu,” kata Akmal Malik, usai kunjungan kerja ke Mahulu, Kamis (16/1/2025).
Anggaran ini menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pada periode 2019–2021, alokasi untuk pembangunan jalan di sisi Kutai Barat mencapai Rp119,3 miliar, ditambah Rp23,2 miliar untuk pembangunan jembatan.
Pada tahun 2022, Pemprov Kaltim menggelontorkan Rp29,3 miliar untuk perbaikan geometrik jalan (cut and fill) dan pelebaran jalur di ruas Tering-Ujoh Bilang. Di sisi Mahulu, yaitu ruas Ujoh Bilang–Long Bagun, dianggarkan Rp28,5 miliar untuk pekerjaan serupa, termasuk pemasangan saluran menggunakan pipa baja bergelombang.
Selain itu, dua jembatan di ruas Long Bagun–Long Pahangai dibangun dengan pagu Rp6,2 miliar dan Rp4 miliar. Jembatan Mubong di ruas yang sama juga dibangun dengan anggaran Rp20 miliar.
Pada tahun 2023, Pemprov Kaltim kembali mengalokasikan Rp48 miliar untuk ruas Tering–Ujoh Bilang, dengan rincian Rp28 miliar pada APBD murni dan Rp20 miliar di APBD perubahan. Di akhir masa kepemimpinan Isran-Hadi itu, dari total 73 km jalan Tering–Ujoh Bilang menuju Long Pahangai, beberapa segmen telah diperbaiki. Di antaranya adalah 9,5 km jalan beraspal, 1,5 km jalan rigid, dan 7 km jalan agregat. Infrastruktur ini dilengkapi dengan 36 jembatan, yang terdiri dari 35 jembatan jenis belly dan 1 jembatan rangka baja.
Pemprov Kaltim berharap perbaikan ini dapat meningkatkan aksesibilitas ke Mahulu, mempercepat pembangunan wilayah, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Namun, pekerjaan rumah masih banyak, terutama untuk mencapai kondisi jalan yang benar-benar layak. (fy/Sirana.id)