Kutai Kartanegara – Kabupaten Kutai Kartanegara kini semakin serius dalam melaksanakan transisi energi berkeadilan sebagai bagian dari komitmen daerah terhadap keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. Berbagai inisiatif mulai dijalankan untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan beralih ke sumber energi terbarukan, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa, yang diharapkan mampu mendukung kebutuhan energi masyarakat dengan dampak lingkungan yang lebih rendah.
Hal ini pun selaras dengan niat Pemprov Kaltim. Kepala Bappeda Provinsi Kalimantan Timur, Yusliando menjelaskan transisi energi ini penting.
“Ketergantungan kita terhadap bahan bakar fosil, terutama batu bara, sangat tinggi. Namun, kita harus bersiap menghadapi perubahan ketika dunia tidak lagi membutuhkan sumber energi tersebut,” jelasnya belum lama ini.
Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah daerah bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk lembaga swasta dan komunitas masyarakat, untuk memperluas akses energi terbarukan di wilayah-wilayah terpencil dan mendukung infrastruktur energi bersih.
Di desa-desa pesisir dan pedalaman Kutai Kartanegara, beberapa proyek PLTS telah mulai diimplementasikan, salah satunya di Desa Muara Enggelam yang saat ini menikmati akses listrik sepanjang hari berkat PLTS yang baru beroperasi. Selain itu, ada pula pembangkit listrik dari limbah sawit yang mampu menerangi beberapa desa di wilayah Kembang Janggut.
Konsep transisi energi berkeadilan ini diharapkan tidak hanya menekankan pada perubahan sumber energi, tetapi juga memastikan agar proses transisi dapat menguntungkan masyarakat lokal, terutama yang tinggal di sekitar daerah tambang dan perkebunan.
Dengan komitmen yang kuat dari pemerintah daerah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait, Kutai Kartanegara optimis mampu menjadi percontohan transisi energi berkeadilan di Indonesia. Program ini tidak hanya bertujuan untuk mengurangi emisi karbon, tetapi juga memberikan dampak positif pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, terutama yang berada di sekitar industri tambang yang akan beralih fungsi.
Langkah ini juga sejalan dengan target nasional untuk mencapai net-zero emissions pada tahun 2060. Kutai Kartanegara berambisi untuk menjadi bagian penting dalam pencapaian target tersebut, sekaligus membangun masa depan energi yang lebih bersih dan berkelanjutan bagi generasi mendatang. (advertorial/Diskominfo Kukar)