TENGGARONG – Dinas Pariwisata Kabupaten Kutai Kartanegara (Dispar Kukar) terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung pengembangan pariwisata lokal. Salah satu wilayah yang mendapat perhatian khusus adalah Batu Ampar, yang baru-baru ini menjadi lintasan lomba lari dan mulai dilirik karena potensi wisatanya.
Plt. Kepala Dispar Kukar, Arianto, menilai kawasan Batu Ampar dan sejumlah desa lainnya di Kukar menyimpan potensi destinasi wisata yang besar, namun belum tergarap secara maksimal.
“Saya sering sampaikan banyak destinasi wisata potensial di Kukar yang tersebar di desa-desa dan kelurahan. Sekarang ini, kepala desa dan lurah sudah mulai bergerak. Silakan saja dimulai, buat event-event yang bisa menarik minat pengunjung,” ujarnya.
Langkah ini ternyata sudah mulai dilakukan di lapangan. Kepala Desa Loa Raya, Martin, menyatakan upaya pengembangan Batu Ampar sebagai destinasi wisata mulai digagas sejak dirinya menjabat pada tahun 2022.
“Kalau Batu Ampar ini tidak kita kelola sekarang, bisa-bisa 40 tahun lagi baru dilirik. Jadi sejak saya jadi kepala desa, saya ajak tokoh-tokoh masyarakat naik ke atas, kita bersihkan jalur-jalurnya bersama-sama,” jelas Martin.
Langkah tersebut kemudian mendapat dukungan dari Dinas Pariwisata Kukar dengan membentuk Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang kini menjadi pengelola resmi kawasan tersebut.
Selain itu, pengembangan Batu Ampar juga mulai mendapat perhatian dari Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA). Dirinya menyebut, pihaknya telah diundang oleh Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) dalam rangka kajian potensi wisata di kawasan tersebut.
“Sekarang masih dalam tahap riset. Mudah-mudahan hasilnya bisa menjadi dasar pengajuan bantuan anggaran ke Dinas Pariwisata,” tambahnya.
Dinas Pariwisata Kukar sendiri memastikan tidak tinggal diam dalam merespons inisiatif seperti yang dilakukan Desa Loa Raya. Setiap potensi yang muncul akan dipetakan dan didampingi secara bertahap, baik dalam bentuk pelatihan kelembagaan, penguatan kapasitas masyarakat, hingga dukungan promosi dan konektivitas.
“Kami terus memonitor. Di mana ada potensi yang bisa dikembangkan, kami akan dampingi. Nanti kita bentuk Pokdarwis-nya, kita latih, dan kita bimbing bersama pemerintah setempat agar mampu mengelola destinasi itu dengan baik,” tegas Arianto.
Dinas Pariwisata berkomitmen membuka ruang kolaborasi seluas-luasnya, termasuk melalui kegiatan kreatif seperti festival budaya, event olahraga, hingga pengembangan ekosistem ekonomi kreatif lokal.
“Jika semua pihak mau bergerak bersama, maka pengembangan pariwisata desa bukan lagi impian. Justru ini yang menjadi kekuatan kita di Kukar. Kita punya alam, budaya, dan masyarakat yang siap terlibat. Tinggal bagaimana kita kelola secara bersama-sama,” pungkas Arianto. (adv/Dinas Pariwisata Kukar)