TENGGARONG – Dalam rangka memperingati Hari Jadi ke-120, Pemerintah Desa Lebak Mantan, Kecamatan Muara Wis, menggelar Festival Kampung Tuha Tepengo, sebuah perayaan budaya yang untuk pertama kalinya dilaksanakan sejak desa ini berdiri pada tahun 1905.
Festival yang berlangsung selama dua hari, 31 Mei hingga 1 Juni 2025, ini menghadirkan beragam kegiatan adat dan seni. Di antaranya ritual belian, penyambutan tamu kehormatan seperti Sultan Kutai, hingga prosesi penanaman kepala kambing sebagai simbol rasa syukur atas hasil bumi warga. Acara ditutup dengan pertunjukan seni lokal serta pelantikan pengurus adat sempengkat keroan dari tiga kecamatan: Kota Bangun, Muara Muntai, dan Muara Wis.
Plt. Kabid Promosi dan Pemasaran Dinas Pariwisata Kutai Kartanegara (Dispar Kukar), Awang Ivan Ahmad, hadir langsung dalam kegiatan tersebut dan memberikan apresiasi tinggi kepada masyarakat dan pemerintah desa.
“Alhamdulillah, kalau ada inisiatif dari desa untuk menyelenggarakan event secara mandiri, tentu sangat kami dukung,” ujarnya.
Dirinya menilai festival ini sebagai langkah awal yang strategis dalam mengangkat potensi wisata budaya dan ekowisata desa. Mengusung tema “Nuju Suwaka Beadat” yang berarti Menuju Suaka Peradaban dalam Bahasa Kutai, festival ini mencerminkan harapan masyarakat untuk menjaga nilai budaya, sosial, dan kelestarian lingkungan di tengah arus modernisasi.
Dia juga menyoroti potensi besar yang dimiliki Desa Lebak Mantan. Dengan keberadaan sungai yang membentang di sekitar desa serta habitat bekantan dan orangutan, kawasan ini dinilainya sangat layak dikembangkan menjadi destinasi ekowisata. Ia bahkan menyebut ide wisata susur sungai sederhana menggunakan ban, seperti yang dikembangkan di Yogyakarta, dapat menjadi daya tarik baru.
“Anak-anak muda di sini mulai tergerak. Ini penting. Potensi gua di sekitar desa juga bisa menjadi nilai tambah wisata alam,” tambahnya.
Menurutnya, keberadaan event budaya seperti ini menjadi kunci agar desa-desa kecil tidak hanya menjadi titik lintasan wisatawan, tapi benar-benar menjadi destinasi yang disinggahi. Dia pun mendorong desa lain untuk menjadikan Festival Kampung Tuha Tepengo sebagai contoh pengembangan pariwisata berbasis komunitas.
“Desa Pela adalah bukti nyata bagaimana pariwisata dapat menjadi sumber pendapatan desa jika dikelola secara serius dan profesional. Semoga Lebak Mantan bisa mengikuti jejak tersebut,” pungkasnya. (adv/Dinas Pariwisata Kukar)