Samarinda – Banjir di Kalimantan Timur paling banyak bikin orang menderita. Kasus banjir pada 2024 ini meningkat dibanding tahun lalu. Jumlah terdampak yang menderita akibat banjir di provinsi ini pun tercatat mencapai 26 ribu orang. Padahal, dari berbagai bencana di Kalimantan Timur ada 31 ribu orang yang terdampak pada 2024 ini. Artinya, banjir paling banyak bikin menderita.
Hal itu dipaparkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kaltim dalam publikasinya di Instagram. Dalam laporannya, pada 2024 ini ada 221 kejadian banjir di Kalimantan Timur. Naik, dibandingkan 2023 yang hanya 134 kejadian. Berbagai catatan menunjukkan banjir kerap menyambangi Kaltim. Banjir besar pun beberapa kali terjadi pada 2024 ini.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Balikpapan pun mencatat selama Agustus 2024, ada 4 kali banjir, 6 genangan air, 7 longsor, dan 49 pergerakan tanah. Berbeda pada Agustus 2023, yang tidak ada kejadian banjir, tanah longsor, atau pergerakan tanah di Balikpapan.
Selama 2024, Agustus menjadi bulan paling banyak bencana hidrometeorologi di Balikpapan. Bencana pun sempat melumpuhkan sebagian kota ini. Misal pada 9 Agustus 2024, Balikpapan diserbu banjir dan longsor. Saat itu, hujan dengan intensitas tinggi mengguyur Kota Balikpapan dari Pukul 03.00 – Pukul 08.30 Wita.
Kemudian, ketinggian pasang air laut Pukul 08.20 Wita setinggi 2,2 meter. Ada 16 titik banjir dengan ketinggian mencapai dua meter, satu titik pohon tumbang, tujuh titik tanah longsor, dan dua pergerakan tanah. Tak sampai seminggu, banjir datang lagi di Balikpapan. Belum lagi kejadian banjir besar di Mahakam Ulu dan Kutai Barat.
Tingginya curah hujan diamini catatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Samarinda. Dalam publikasi BMKG Samarinda, pada Agustus 2024 menunjukkan bahwa secara umum wilayah yang mengalami curah hujan tertinggi adalah Kota Balikpapan dan sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara. Data pun menunjukkan Kalimantan Timur mengalami curah hujan kategori Menengah yaitu mulai 100 hingga 300 mm pada Agustus 2024. Meningkat, dibanding Agustus 2023 yang tercatat pada kategori rendah 50 mm hingga menengah yaitu 150 mm.
Tidak hanya di Balikpapan dan PPU. Pada Juli 2024 di wilayah Samarinda, curah hujan bersifat Atas Normal dengan jumlah curah hujan sebesar 149 mm. Namun, angka ini melonjak pada Agustus 2024 yang mencapai 197 mm. Sedangkan, dibanding curah hujan tahun lalu, pada Juli 2023 angkanya hanya 124 mm dan Agustus 2023 hanya 84 mm.
Kenaikan kejadian banjir, seiring dengan penurunan pada kasus Karhutla. Pada 2024, karhutla hanya 236 kejadian. Sedangkan, karhutla pada 2023 mencapai 592 kejadian. Hal ini memang susah dielakkan sebab pada 2023 juga ada fenomena El Nino.
Sementara itu, dari berbagai kota/kabupaten di Kalimantan Timur, Samarinda menjadi wilayah yang paling sering disambangi bencana. Meskipun, pada 2023, kejadian bencana paling banyak di Paser dengan grafik bencana perbulan sebanyak 217 kejadian. Lalu di Samarinda tertinggi kedua dengan 202 kejadian. Sedangkan pada 2024, grafik bencana perbulan paling tinggi ada di Samarinda dengan 246 kejadian. Lalu, Paser jadi yang terendah se-Kaltim hanya dengan 33 kejadian. (Sirana.id)