Tenggarong – Sekretaris Daerah Kutai Kartanegara Sunggono menegaskan, konsultasi publik tak boleh hanya sekadar urusan formalitas belaka. Apalagi, jika berurusan dengan urusan lingkungan. Semua pihak harus memastikan konsultasi publik berjalan efektif, termasuk untuk urusan Dokumen Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup (DDDTLH).
“Konsultasi publik dalam DDDTLH bukan hanya prosedur formal, tetapi esensi untuk menciptakan kebijakan lingkungan yang benar-benar adaptif, berkelanjutan, dan inklusif. Sehingga mendukung keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan kelestarian lingkungan hidup,” terang Sunggono saat menghadiri Konsultasi Publik Dokumen Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup (DDDTLH) Kukar, Senin (11/11/24).
Dia pun berharap, melalui proses ini, semua mewujudkan lingkungan yang lebih lestari dan berkelanjutan. Sehingga bisa diwariskan dengan baik untuk generasi mendatang.
“Mari kita jaga komitmen untuk bersama-sama membangun keseimbangan antara pembangunan dan kelestarian lingkungan hidup,” jelasnya.
Apalagi, Kukar kaya akan ragam flora dan fauna. Juga, memiliki kondisi ekosistem yang berbeda antara satu wilayah dengan wilayah lain. Bahkan juga unik. Misalnya, di wilayah hulu Kukar punya danau kaskade Mahakam, lalu hamparan hutan gambut dengan beberapa danau yang berwarna merah kehitaman khas wilayah gambut. Sementara di hilir, Kukar punya Delta Mahakam. Suatu kawasan mangrove yang menjadi muara Sungai Mahakam yang membentuk endapan bak pulau-pulau.
Aneka satwa juga ada di Kukar. Misal di hilir ada buaya dan bekantan, juga pesut di Muara Mahakam. Sementara di hulu, ada aneka hewan seperti orangutan, burung enggang, ikan pari tawar raksasa, hingga hewan yang terancam punah yaitu Pesut Mahakam. Keberadaan satwa ini bergantung pada kondisi alam di sekitarnya. Maka dari itu, penyusunan dokumen yang tepat sasaran bisa jadi jalan untuk menjadi penyeimbang antara pelestarian dan pembangunan di Kukar. (Advertorial/Diskominfo Kukar)